Kegugupan bisa melihat awal yang goyah untuk perdagangan Asia Pasifik hari ini menjelang minggu yang sibuk
Sydney (ANTARA) - Pasar saham Australia dibuka lebih rendah pada perdagangan Senin pagi, dengan indeks menatap penurunan sesi keempat berturut-turut, menyusul kejatuhan di pasar global akhir pekan lalu.

Pada pukul 10.35 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 25,70 poin atau 0,38 persen menjadi diperdagangkan di 6.742,90 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas naik 27,80 poin atau 0,41 persen pada 6.818,30 poin.

"Tarif baru dan pembicaraan kesulitan para bankir bank sentral mengguncang pasar pekan lalu," kepala strategi pasar CMC Markets Michael McCarthy mengatakan kepada investor dalam catatan pagi.

"Kegugupan bisa melihat awal yang goyah untuk perdagangan Asia Pasifik hari ini menjelang minggu yang sibuk."

"Kekuatan dalam dolar AS dan Yen Jepang, kenaikan harga emas dan rekor terendah untuk imbal hasil obligasi menunjukkan meningkatnya penghindaran risiko."

Di sektor keuangan, bank-bank besar Australia bervariasi dengan Commonwealth Bank naik 0,43 persen, Westpac Bank naik 0,24 persen, National Australia Bank turun 0,07 persen dan ANZ turun 0,25 persen.

Saham-saham pertambangan anjlok dengan BHP turun 0,93 persen, Rio Tinto turun 1,19 persen, Fortescue Metals turun 3,01 persen dan penambang emas Newcrest turun 0,46 persen.

Produsen-produsen minyak dan gas sebagian besar lebih tinggi dengan Woodside Petroleum naik 0,15 persen, Oil Search naik 2,88 persen dan Santos turun 0,21 persen.

Jaringan supermarket terbesar di Australia melihat hasil yang beragam dengan Wesfarmers naik 0,82 persen dan Woolworths turun 0,39 persen.

Sementara raksasa telekomunikasi Telstra melemah 0,50 persen, operator nasional Qantas merosot 0,86 persen dan perusahaan biomedis CSL merosot 1,10 persen.

Baca juga: Saham-saham minyak tekan pasar Aussie dibuka lebih rendah
Baca juga: Pasar saham Australia dibuka melemah ikuti bursa utama dunia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019