Sabang (ANTARA) - Head of Regional Corporate Affairs Go-Jek, Teuku Parvinanda mengatakan pendapatan mitra mereka sepanjang 2018 berkontribusi hingga Rp44,2 triliun dan menunjukkan kontribusi positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Kami melihat dari riset yang dilakukan lembaga demografi Universitas Indonesia pada 2018, mereka melihat ada pendapatan mitra yang punya kontribusi lumayan signifikan terhadap perekonomian Indonesia, angkanya mencapai Rp44,2 trilliun," katanya di sela-sela kegiatan kirab Merajut Nusantara Go-Jek di titik nol paling barat Indonesia, Kota Sabang, Provinsi Aceh, Senin.

Ia menjelaskan, angka tersebut dihasilkan Go-Jek dari para mitra mereka berdasarkan pendapatan masing-masing mitra seperti mitra di Go-Ride dan Go-Car, kemudian Go-Life, serta sejumlah merchant dari Go-Food. Aplikasi layanan tersebut mampu membawa dampak positif di kalangan masyarakat dalam era teknologi 4.0 ini.

"Jadi, angka ini tentunya bisa dikatakan tidak terlalu fantastis kalau dibandingkan dengan hal lain, tapi kalau kita berkaca bagaimana mitra ini sudah menunjukkan punya pendapatan, dengan rata-rata bahkan sudah melampaui angka UMR," kata Parvinanda.

Ia meyakini hal tersebut menjadi sesuatu yang membawa rasa optimis terhadap eksistensi Go-Jek dimasa yang akan datang, serta masa depan bangsa Indonesia. Dalam membangun negara ini secara bersama melalui teknologi, dan keberadaan Go-Jek.

"Perubahan kami alami sangat besar. Tadinya 2010 hanya call center dengan mitra 20 orang, beralih menggunakan teknologi di 2015 dengan aplikasi. Kurang lebih empat tahun saja kami sudah punya 2 juta mitra di Indonesia," katanya.

Salah satu mitra Go-Jek di Medan Sumatera Utara, Dodi Asri mengatakan sebelum bergabung dengan ojek online ini, ia seorang tukang becak. Pendapatannya sering tidak mencukupi kebutuhan keluarganya.

Kemudian pada 2017 Dodi memutuskan untuk bergabung dengan Go-Jek. Ia mengakui selama enam bulan bekerja dari pagi hingga malam, mengalami perubahan dalam pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam keluarganya.

"Waktu jadi tukang becak dulu saya ikut program Kredit Perumahan Rakyat, sebulan harus menutupi kredit Rp750.000, itu saja selalu kurang. Harus ngutang ke orang lain dulu untuk menutupinya. Setelah saya ke Go-Jek pendapatan saya minimal Rp6 juta per bulan bahkan lebih, tergantung kita rajin atau tidak," katanya.

Baca juga: Gojek targetkan 2.000 mitra dapat pelatihan pengembangan layanan
Baca juga: Transportasi daring di Surabaya berkontribusi Rp2,2 triliun per tahun
Baca juga: Gojek akan masuk Filipina


Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019