Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin, mulai mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang rawan kekeringan di wilayah itu.

"Ada 80 desa yang tersebar di 11 kecamatan di Pamekasan ini yang rawan kekeringan pada kemarau kali ini," kata Sekretaris Daerah Pemkab Pamekasan Totok Suhartono saat melepas secara simbolis bantuan pendistribusian air bersih di Pamekasan, Senin.

Sekda melepas secara simbolis pendistribusian bantuan air bersih itu, didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus.

Menurut dia, bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan ini, sebagai bentuk pelayanan dan kepedulian Pemkab Pamekasan.

Dari sebanyak 80 desa yang kini dilanda kekeringan tersebut, tersebar 325 dusun di Pamekasan. Pemkab menyediakan sebanyak sembilan mobil tangki, khusus untuk melakukan distribusi bantuan air bersih ini.

"Saya berharap bantuan ini di gunakan untuk keperluan sehari-hari, bukan untuk menyirami tanaman seperti tembakau atau yang lainnya," kata Sekda.

Jenis kekeringan yang terjadi di Pamekasan kali ini terbagi dalam dua jenis, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih tahun ini sama dengan tahun lalu.

"Sebab berdasarkan pendataan kami, tahun lalu, jumlah desa yang mengalami kekeringan juga sebanyak 80 desa," katanya, menjelaskan.

Baca juga: BPBD Pamekasan mulai memeta daerah rawan kekeringan

Baca juga: BPBD: kekeringan di Pamekasan makin meluas

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019