Jakarta (ANTARA News) - Nama domain .id yang merupakan country code Top Level Domain (ccTLD) untuk Indonesia dinilai layak untuk dikembangkan di pasar internasional lantaran dianggap merepresentasikan Idea dan Identity.

Hal tersebut disampaikan oleh pengamat teknologi informasi nasional Onno W. Purbo saat ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta. 

"Itu (ekspansi ke pasar internasional) langkah yang tepat karena memang (nama domain .id) unik. Tapi jangan lupa juga terus branding di dalam negeri," ungkap lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung ini.

Menurut data Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), hingga pertengahan 2019, total pengguna domain .id mencapai 318.090 di seluruh dunia, dengan rincian 304.126 di dalam negeri (95,61%) dan 13.964 pengguna (4,39%) di luar negeri. 

Mengacu pada jumlah tersebut penggunaan nama domain .id di dalam negeri masih relatif rendah apabila dibandingkan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 267 juta jiwa. 

Terkait hal itu, Onno menilai bahwa ekspansi pasar domain .id ke luar negeri dinilai tepat. Pasalnya, dengan keunikannya, domain .id dianggap dapat sejajar dengan beberapa domain unik dunia seperti .tv (Tuvalu) dan .me (Montenegro).

"Keunikan tersebut yang dapat menjadi branding utama," tambahnya.

Terganjal regulasi pemerintah

Di tengah rencananya untuk ekspansi pasar, Pandi masih terganjal regulasi pemerintah, yakni Permen Kominfo Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain, atau PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, yang mengharuskan Pandi untuk hanya bekerjasama dengan registrar berbadan hukum Indonesia.

Merespon hal tersebut, Onno mendorong registrar dalam negeri pun untuk turut melebarkan sayapnya di pasar internasional guna mengakomodir ekspansi pasar domain .id di seluruh dunia.

"Itu 'kan dapat mengakomodir Pandi untuk tetap go international tanpa mesti terbentur regulasi pemerintah," pungkasnya. 

Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Dewan Pengurus Pandi Yudho Giri Sucahyo mengungkapkan, pihaknya menargetkan penambahan hingga 800 ribu pengguna baru selama 2019, gabungan dari pasar domestik dan internasional.

"Tentunya selain terus mendorong dukungan dari pemerintah, kami pun telah berupaya dengan merancang kegiatan kampanye," pungkasnya.



Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019