Beliau adalah gambaran dari pribadi yang santun dan matang
Surabaya (ANTARA) - Pengurus Daerah Pemuda Katolik Jawa Timur menilai KH Maimoen Zoebair atau akrab disapa Mbah Moen selama hidup mewariskan perdamaian Indonesia yang selamanya akan dikenang oleh masyarakat.

"Mbah Moen akan menjadi salah satu api penerang yang terus dikenang bagi damainya Indonesia," ujar Ketua Pemuda Katolik Jatim Agatha Retnosari kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair asal Rembang, Jawa Tengah, wafat di Mekkah, Arab Saudi, pada pukul 04.17 waktu setempat.

Almarhum merupakan pimpinan Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, sekaligus tokoh senior di kalangan Nahdlatul Ulama yang memiliki posisi kehormatan sebagai Muhtasyar NU bersama sejumlah tokoh seperti wakil presiden terpilih KH Ma'ruf Amin.

Mewakili organisasi, aktivis perempuan yang juga anggota DPRD Jatim tersebut mengucapkan duka cita mendalam kepada Mbah Moen dan mendoakan agar segala amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Agatha mengatakan, sosok Mbah Moen dikenal sebagai ulama yang selalu dinantikan pencerahanya oleh banyak orang, terlebih nasihat dan petuahnya selalu terasa menyejukkan serta mendinginkan suasana ketika muncul isu-isu besar.

Selain itu, pihaknya juga mengenang Mbah Moen sebagai pribadi tegas, namun penuh kasih sayang kepada sesama.

"Semuanya patut meniru bagaimana kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikapnya beliau ikut mengeras. Beliau adalah gambaran dari pribadi yang santun dan matang," ucap politikus asal PDI Perjuangan tersebut.

Oleh karena itu, Pemuda Katolik Jatim terus berkomitmen menjaga semangat kebhinnekaan dan toleransi keberagaman yang semakin hari semakin kompleks menghadapi tantangan zaman.

Baca juga: Menteri Agama upayakan Mbah Moen dimakamkan di Al Ma'la
Baca juga: Menag: Hari-hari terakhir Mbah Moen bahas keutuhan bangsa
Baca juga: Obituari - Ulama "penjaga" NKRI KH Maimoen Zubair itu wafat di Mekkah

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019