Perempuan menempati urutan teratas dengan persentase 52, 1 persen atau berjumlah 1.189 kasus dan laki-laki 45,8 persen atau 1.045 kasus, tidak diketahui sebesar 46 persen
Jayapura (ANTARA) - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, dr Stevanus Osok menyebutkan sejak 1992 hingga 2019 penemuan kasus HIV/AIDS di Merauke berjumlah 2.280  kasus dengan rincian HIV 1.272 kasus dan AIDS 1.008 kasus.

Stevanus di Jayapura, Selasa (6/8), menjelaskan sejak Juli 1992 sampai dengan Desember 1992 mulai dilakukan pemantauan HIV dan ditemukan 6 orang HIV positif, dua orang warga negara Indonesia dan empat orang lainnya berasal dariThailand.

Dari data yang diperoleh, menurut dia, perempuan menempati urutan teratas dengan persentase 52, 1 persen atau berjumlah 1.189 kasus dan laki-laki 45,8 persen atau 1.045 kasus, tidak diketahui sebesar 46 persen.

Sementara berdasarkan umur, lanjut dia, yang terbanyak adalah umur 25-49 tahun berjumlah 1.348 dengan persentase 59,12 persen. Sedangkan untuk umur lima tahun kebawah berjumlah 70 kasus.

Menurut dr Osok, ada 10 kegiatan yang dicanangkan dalam rangka menanggulangi laju pertumbuhan HIV/AIDS di Merauke diantaranya melalui komunikasi, informasi dan edukasi.

Baca juga: Tiga warga Penajam meninggal dunia akibat HIV/AIDS

"Semua institusi pemerintah untuk menyampaikan informasi tentang HIV/AIDS yang baik dan benar dalam bentuk apa saja sehingga masyarakat tahu tentang HIV/AIDS," ujarnya.

Selain itu, kata dia, langkah berikutnya adalah semua penyakit infeksi menular seksual (IMS) terkontrol dan terkendali dengan membangun Pusat Kesehatan Reproduksi.

"Tempat itu menjadi pusat untuk memayungi kegiatan IMS kontrol di Kabupaten Merauke," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke ini.

Langkah selanjutnya, menurut dia, semua ibu hamil dilakukan VCT untuk mencegah penularan HIV positif. Jika ditemukan maka perlu dilakukan pengobatan agar tidak terjangkit pada anaknya.

"VCT dilakukan terhadap kelompok sasaran dan berisiko jika ditemukan maka dilakukan ARV dengan pendampingan," katanya.

Strategi kondom juga menjadi salah satu yang dilakukan dengan cukup ketat terutama pada kelompok pekerja seks komersial (PSK). Setiap bulan dilakukan IMS kontrol.

"Jika ditemukan positif berarti tidak memakai kondom, karena cukup ketat mengenai penggunaan kondom," tambah Stevanus Osok.

Baca juga: Dinkes Kota Jayapura menemukan 6.765 kasus HIV/AIDS
Baca juga: Ditemukan 40 kasus baru HIV di Ambon


 

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019