Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan sudah mengirim 50,8 ton obat dan bahan medis habis pakai ke Arab Saudi untuk mendukung pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia.

Kiriman obat dan bahan medis tersebut ditambah dengan obat dan bahan medis yang masih ada di Mekkah dan Madinah sisa pelayanan haji tahun lalu akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia hingga akhir musim haji menurut Kementerian Kesehatan dalam siaran persnya pada Selasa

Seluruh persediaan farmasi tersebut terdistribusi di Instalasi Farmasi Daerah Kerja Mekkah (80 persen) dan Instalasi Farmasi Daerah Kerja Madinah (20 persen).

Khusus di Mekkah, perbekalan kesehatan tidak hanya disediakan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) tetapi juga di 11 sektor pemondokan jamaah haji.

Pada musim haji tahun 2019, Kementerian Kesehatan antara lain menyiapkan perbekalan untuk pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia berupa obat-obatan, termasuk 22 obat kelas terapi seperti obat anti-hipertensi, anti-alergi, anti-infeksi, kardiovaskular, obat pengencer darah, dan vitamin.

Sementara jenis obat yang disediakan lebih dari 200 dan bahan medis siap pakai yang disiapkan sekitar 100 item.

"Dari sekian banyak jenis obat tersebut, obat jenis analgesik, anti alergi, dan elektrolit menjadi yang paling banyak diberikan kepada jemaah haji," kata Kepala Seksi Perbekalan Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi 2019 El Iqbal Apt.

Ia menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan juga menyiapkan paket perbekalan kesehatan untuk jamaah haji yang meliputi dua masker kain, satu kotak masker sekali pakai isi 50 lembar, satu botol penyemprot air ukuran 500 mililiter, 10 saset oralit, satu tabung balsem, lima lembar plester, empat lembar tisu basah, dan satu kantong urine.

Perbekalan kesehatan serta alat pelindung diri tersebut diberikan kepada jamaah haji di embarkasi masing-masing.

Selain itu, petugas kesehatan yang mendampingi jamaah di setiap kelompok terbang dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) juga dibekali dengan obat-obatan semenjak dari embarkasi. Sediaan obat yang dibawa oleh TKHI meliputi obat oral, obat injeksi, cairan infus, dan antiseptik. Mereka juga dibekali dengan bahan medis habis pakai.

Jamaah haji yang kehabisan perbekalan kesehatan atau membutuhkan pengobatan tidak perlu khawatir. Mereka bisa memintanya ke TKHI yang mendampingi jamaah haji di setiap kelompok terbang (kloter).

Seluruh penggunaan perbekalan kesehatan di setiap kloter dicatat dan dilaporkan secara daring oleh TKHI menggunakan perangkat mobile.

Petugas Farmasi di Daerah Kerja Makkah dan Madinah akan mengecek status ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan masing-masing kloter setiap empat hari sekali dan mengirimkan pasokan obat ke kloter menggunakan mekanisme push distribution.

TKHI tidak perlu menyampaikan permintaan obat secara manual karena ada Sistem Informasi Obat Haji (SIOH). TKHI cukup melaporkan sisa obat setiap empat hari sekali dan setiap hari akan ada pengiriman paket obat dan bahan medis habis pakai ke setiap sektor.

"Kalau ada yang berkurang stoknya itu akan kita siapkan dan besoknya dapat diambil TKHI di masing-masing sektor," kata Iqbal.

Kebutuhan obat sudah diperhitungkan jauh hari sejak di Tanah Air. Perencanaan kebutuhan obat haji sudah semakin baik, dengan mempertimbangkan pola penggunaan obat tahun lalu dan memperhitungkan stok yang masih ada di Arab Saudi.

"Walaupun begitu kami juga tetap siap jika ada kebutuhan obat atau perbekkes yang di luar perkiraan," kata Iqbal.

Instalasi Farmasi di KKHI diperkuat oleh 14 tenaga farmasi (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian). Untuk memperkuat sistem push distribution dan pelayanan kesehatan darurat, di masing-masing sektor di Daerah Kerja Mekkah juga ada petugas farmasi yang tergabung dalam Tim Gerak Cepat.

Sementara itu, untuk mendukung pelayanan kesehatan di bandara telah siap satu tenaga apoteker. Dengan jumlah tenaga yang bertambah dan sistem distribusi yang semakin baik, Tim Perbekalan Kesehatan PPIH tahun 1440H/2019M siap melayani kebutuhan obat bagi jemaah haji Indonesia selama 24 jam.

Baca juga:
Amirul Hajj sebut petugas kesehatan sebagai jantung ibadah haji
Kantor Kesehatan Haji Mekkah siapkan tim khusus saat wukuf

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019