Jakarta (ANTARA) - Model bertani Masyarakat Tani Indonesia dinilai berhasil meningkatkan produksi padi di Tanzania yang mulanya hanya mampu menghasilkan enam ton per hektare per tahun menjadi 10 ton per hektare per tahun, kata pemerintah negara di Afrika Timur itu sebagaimana dikutip Kedutaan Besar Indonesia di Tanzania.

Berdasarkan keterangan tertulis KBRI Dar es Salaam yang diterima di Jakarta, Rabu, informasi tersebut disampaikan oleh petinggi Kementerian Pertanian Tanzania kepada Duta Besar Tanzania untuk Indonesia Ratlan Pardede saat menghadiri Pameran Tani Nane-Nane di Simiyu.

Menurut pemerintah Tanzania, para petani di Morogoro telah mempraktikkan cara bertani dari Indonesia melalui pelatihan dari Farmers Agricultural Rural Training Center (FARTC) sejak 1996.

Oleh karena itu, Menteri Pertanian Tanzania Japhet Hasunga mengajak Dubes Ratlan untuk meningkatkan kerja sama pengembangan teknologi agrikultur di negara yang terletak di Afrika Timur itu.

Kedua belah pihak meyakini, Tanzania berpotensi menjadi pasar bagi produk teknologi pertanian, pupuk organik serta bibit unggul asal Indonesia.

Dalam pameran tani terbesar di Tanzania yang diselenggarakan pada 4-6 Agustus tersebut, Dubes Ratlan pun didaulat menjadi tamu kehormatan.

Saat datang ke area pameran, Ratlan disambut langsung oleh Komisioner Wilayah Simiyu, Anthony Mtaka. Selain berbincang dengan Menteri Pertanian Tanzania Japhet Hasunga, dubes RI juga bertemu dengan Menteri Pariwisata Hamisi Kigwanggala.

Baca juga: Budaya Indonesia diperkenalkan di Tanzania

Baca juga: Indonesia tingkatkan kerja sama pariwisata dengan Tanzania


Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019