Pekanbaru (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan sudah ada satu tim penyelamat satwa untuk upaya penanganan secepatnya pada kasus harimau sumatera liar yang berkeliaran di dekat fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

“Sudah ada tim turun dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau dan mitra, harapannya segera bisa diselamatkan (harimau),” kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno di sela peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2019, di Batam, Kepri, Rabu.

Wiratno mengatakan hal tersebut terkait seekor harimau sumatera (panthera tigris sumatrea) yang terekam kamera petugas sekuriti di Kilometer 5 Jalan Lintas Timur Sumatera dekat fasilitas stasiun pengumpul atau Gathering Station (GS) 5 Chevron di Minas, Kabupaten Siak, pada Rabu pagi. Video amatir yang direkam sekuriti Chevron kini menyebar luas atau viral di media sosial.

Menurut Wiratno, gangguan pada ekosistem harimau sumatera seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan kabut asap bisa mempengaruhi perilaku satwa tersebut. Akibat kondisi kering dan berasap, harimau bisa saja kesulitan mencari pakan sehingga harus berjalan lebih jauh dari habitatnya di hutan.

“Kalau ada kebakaran, harus cari upaya penyelamatan (harimau). Harus ada upaya-upaya yang dilakukan secara segera,” lanjutnya.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengatakan tim penyelamat satwa beranggotakan sembilan orang langsung turun ke lokasi kejadian bersama pihak Chevron. Petugas juga sudah membawa kerangkeng untuk mengevakuasi satwa belang itu apabila diperlukan. “Tim juga sudah membawa kerangkeng dan obat bius,” kata Suharyono.

Berdasarkan keterangan tim medis BBKSDA dan dokter hewan WWF,  harimau yang terekam video tersebut adalah harimau dewasa, namun jenis kelamin belum bisa dipastikan.

Menurut Suharyono, ini adalah pertama kalinya satwa dilindungi tersebut terlihat jelas berkeliaran pada pagi hari di fasilitas minyak tersebut. Kuat dugaan kejadian tersebut dipicu oleh gangguan pada ekosistem dan lingkungan yang menjadi habitat harimau.

Sejak akhir Juli lalu, kebakaran hutan dan lahan makin meluas di Riau dan mengakibatkan kabut asap di sebagian daerah. Salah satu daerah yang dilanda kebakaran adalah Kabupaten Siak. “Ini karena habitat terganggu, apalagi kondisi alam seperti ini (karhutla) sehingga satwa ini keluar karena kondisi alam yang kurang nyaman. Harapan saya jangan dia dianggap sebagai musuh,” katanya.*

Baca juga: Karhutla landa Riau, harimau berkeliaran di dekat fasilitas Chevron

Baca juga: Jikalahari minta Pemrov Riau selamatkan habitat harimau Sumatera


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019