Padang (ANTARA News) - Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, kaya potensi wisata alam dan bahari di antaranya pulau-pulau terdapat di sepanjang pantai kabupaten ini. Potensi wisata bahari di kabupaten itu menjadi sasaran wisatawan mancanegara asal Eropa, di antaranya pulau Mandeh, karena selain menikmati keindahan alam dan biru air lautnya, juga tak luput menyaksikan hijaunya hutan bakau (mangrove) di pinggir obyek wisata yang cukup dikenal itu. Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kab. Pesisir Selatan, Ir. Edwil, menuturkan, para turis saat berkunjung ke obyek wisata Mandeh, satu lokasi wisata andalan Kab. Pessel, selalu menyarankan pada pemerintah dan warga setempat agar tetap menjaga kelestarian hutan mangrove di kawasan pantai di sana. "Tiap wisman berkunjung ke obyek wisata Mandeh, merEka cukup kagum melihat hamparan hijau hutan mangrove, sehingga para wisman itu selalu berpesan agar jangan sampai dirusak," katanya. Takjubnya para turis itu, ternyata masih ada mangrove yang masih asri pada obyek wisata bahari. Mereka berharap agar hutan bakau di Mandeh agar dijaga dan tetap dipertahankan. Pelestarian hutan mangrove jenis Rhizopora dan - Api-api (Avicennia), dimaksudkan agar ekositem di pinggir laut Mandeh berhadapan dengan Samudera Hindia itu, tetap terjaga. Kini mangrove yang tersebar dipinggir laut Mandeh sekitar 1.000-an hektare lebih tersebut sampai kini masih terlihat asri. Hamparan mangrove pada obyek wisata bahari itu, juga merupakan daya tarik lingkungan tersendiri untuk dinikmati wisatawan ketika berkunjung ke laut Mandeh. Obyek wisata pengembangan ikan kerapu itu, berada pada sisi ruas Jalan Lintas Padang-Bengkulu atau berjarak sekitar 6 km. Kawasan Pantai Mandeh di kelilingi perbukitan yang hutannya masih terlihat lebat, dan di depannya terdapat sejumlah pulau kecil. Untuk menuju ke obyek wisata Mandeh dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) bisa melalui jalur darat dengan jasa bus atau teksi --berjarak sekitar 60 km dari Kota Padang--. Wisatawan menuju ke lokasi wisata itu, mesti melalui Nagari Tarusan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pessel, akses jalannya sudah diperbaiki --aspal beton-- dengan menelusuri kawasan lereng perbukitan sekitar 1 jam sampai ke laut Mandeh. Sebagian besar wisatawan domestik yang menempuh jalur darat ke obyek wisata Nandeh, tidak cukup rasanya kalau tak menyempatkan diri berhenti sejenak pada ruas jalan di perbukitan itu, kemudian menatap ke arah laut Mandeh, guna menyaksikan luar bisanya keindahan alamnya. Pengunjung juga bisa melalui jalur laut dengan menggunakan kapal motor dari pantai Cerocok, Pesisir Selatan, diperkirakan jarak tempuh sekitar dua jam. Sekitar obyek wisata Mandeh Resort, terdapat tiga nagari dengan tujuh jorong (kampung) penduduk dihuni sekitar 9.931 jiwa dengan mata pencaharian utama nelayan, bertani, berternak. Kepedulian Warga Kendati hutan mangrove cukup besar dampaknya terhadap lingkungan, selain mejaga gelombang pasang atau tsunami dan yang takalah pentingnya menjaga habitat ikan, udang dan jenis bintang lainnya. Mawardi (50), tokoh masyarakat Nagari (desa) Mandeh, menuturkan, masyarakat sekitar obyek wisata bahari ini cukup peduli dan ikut berpartisipasi dalam menjaga hutan yang tumbuh dirawa-rawa itu. Bentuk pastisipasi masyarakat, bila ada lahan hutan mangrove kosong disisipi dengan bibit pohon bakau dan pohon jenis api-api. Guna meningkatkan kepedulian masyarakat pantai Mandeh, pemerintah setempat membuat peraturan nagari (Pernag). Bagi masyarakat yang terbukti merambah dan menebang hutan mangrove di denda satu karung semen, untuk satu ikat kayu yang diambilnya. "Kami tentu ingin mangrove tumbuh dengan asri, dampaknya banyak terhadap masyarakat, di antaranya menghindari abrasi pantai dan menjaga habitat ikan di perairan kawasan Mandeh," katanya. Menghijaunya hamparan hutan bakau di kawasan laut Mandeh, ikut mengundang wisatawan asal Itali, betah berdiam di Pulau Cubadak --satu pulau penyangka kawasan wisata Mandeh-- Pesisir Selatan. Bagi yang menginginkan ketenangan, tidak salah memang memilih Pulau Cubadak untuk menghabiskan waktu. Tempat ini sangat tenang, alami, hanya terdapat 14 cottage tradisional di pulau ini. Para turis Eropa sudah menjadikan daerah itu, tempat peristirahatan untuk menikmati ombak tinggi untuk bersilancar di Kepulauan Mentawai yang hanya berjarak 300 km dari garis pantai Pesisir Selatan. Menjangkau pulau Cubadak tidak sulit, sekitar satu jam dengan kapal motor dari Painan, menyusuri perairan Pesisir Selatan dan berjarak sekitar dua mil dari obyek wisata Mandeh. Pada kawasan obyek wisata Mandeh, juga terdapat pulau-pulau kecil seperti Pulau Bintangor, Pulau Pagang, Pulau Ular, dan Pulau Marak yang berdampingan dengan sikuai Island. Pesisir Selatan juga memiliki 30 pulau kecil, dan tujuh diantaranya merupakan habitat penyu. Dua pulau dijadikan tempat penangkaran penyu, yaitu Pulau Penyu dan Pulau Karabaketek. Disini dapat menyaksikan tiga jenis penyu berkembang biak. (*)

Pewarta: Oleh Siri Antoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008