Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Harjono (kanan) bersama anggota DKPP Ida Budhiati (kiri) mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017). Rapat tersebut membahas rancangan kode etik penyelenggara Pemilu. (ANTARA /Hafidz Mubarak A)
Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Harjono (tengah) bersama anggota DKPP Ida Budhiati (kiri) dan Muhammad mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017). Rapat tersebut membahas rancangan kode etik penyelenggara Pemilu. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Harjono (kanan) bersama anggota DKPP Ida Budhiati (kiri) mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017). Rapat tersebut membahas rancangan kode etik penyelenggara Pemilu. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Komentar
29 Agustus 2008
Saya juga Heran, banyak manusia indonesia seperti subari di atas...belum tau Arti Demokrasi..Rasa GAM yang sudah kembali Ke pangkuan RI dibawah MOU Helsinki ...kayaknya kebencian Anda terhadap GAM sudah tak terobati....Anda yg Kurang Waras..dan terlalu Kaku dalam menghadapi perkembangan POLITIK...indonesia, BELAJAR LAH MENERIMA KENYATAAN TERHADAP RAKYAT ACEH yang juga Rakyat indonesia JUGa
00BalasLaporkanHapus
9 Agustus 2008
Saya semakin heran, negara kita ini suda bobrok. bekas napi bisa dicalonkan jadi caleg. pimpinan daerah juga bekas anggota Gam yang katanya adalah pemberontak. Lalu mau apa lagi. Memang rakyat kita ini sudah tidak waras kali yak.