Catatan Si Boy potret idaman anak muda elite perkotaan

film sekuel Catatan Si Boy di berbagai kota tidak lepas dari tokoh utama Boy yang mendadak jadi idola semua kalangan. Boy, si pemuda tampan, cerdas, baik hati, kaya, lagi saleh tersebut telah menjelma figur idaman sekaligus panutan pada masa itu.

Baca selenkapnya

Catatan Si Boy potret idaman anak muda elite perkotaan

Oleh: Hana Dewi Kinarina Kaban
Catatan Si Boy potret idaman anak muda elite perkotaan

Kesuksesan film sekuel Catatan Si Boy di berbagai kota tidak lepas dari tokoh utama Boy yang mendadak jadi idola semua kalangan. Boy, si pemuda tampan, cerdas, baik hati, kaya, lagi saleh tersebut telah menjelma figur idaman sekaligus panutan pada masa itu.

Bagaimana tidak, kehadiran sosok Boy, meski fiktif tidak ubahnya bagai menemukan “berlian” di tengah belantara ibu kota yang sedang gandrung pengaruh Barat pada dekade tersebut. Pergaulan anak muda serta dunia malam menjadi tren gaya hidup anak muda elite perkotaan di kisaran tahun 1986 hingga menjelang krisis ekonomi tahun 1997.

Alhasil, anak-anak muda dari golongan elite perkotaan ini kerap kali mendapat celaan karena minim pencapaian. Balapan, nongkrong, dugem, ngeceng, atau ngemall adalah keseharian mereka hingga terasa aneh bila rajin belajar dan berprestasi di sekolah seperti Boy.

“Film Si Boy tampil untuk memberikan image kaum kaya yang sering dipojokkan akhir-akhir ini,” kata produser film tersebut, seperti dikutip dari Tempo.

Belum lagi kebanyakan orang, khususnya orang tua menilai buruk perangai mereka sebab terlalu ‘berani’, ‘bebas’, bahkan sering berlaku tidak sopan. Karakter Vera serta Ocha dan gengnya yang acuh, sombong, dan tidak segan mengatai siapa saja tanpa pandang umur jelas mewakili gambaran anak muda elite perkotaan saat itu.

Itulah mengapa penonton setia memaafkan alur cerita film sekuel ini yang begitu dangkal dan mudah ditebak. Adegan heroik Boy memungut anak kucing belepotan lumpur atau sembahyang khusuknya yang tidak sedikitpun terusik suara panggilan telepon berhasil menyejukkan mata dan menentramkan hati penonton.

Kehadiran Boy membawa harapan tentang potret anak muda elite perkotaan yang seharusnya.

Tidak hanya itu, pada aspek yang lebih substantif, Boy merupakan sosok ideal yang dinilai berhasil menyesuaikan adat dan budaya timur di tengah arus modernisasi yang kebarat-baratan.

Ia menjadi cerminan bagaimana berperilaku modern ala barat dengan tetap membawa timur sebagai jati diri. Terbukti, Boy tidak pernah meninggalkan ajaran agama dan tetap santun kepada kedua orang tua meski memiliki hobi balapan dan dugem.

Sebagai informasi, kondisi inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga serta kondisi makro ekonomi lainnya yang saat itu stabil berdampak signifikan terhadap laju penetrasi budaya barat yang masuk lewat media massa. Masyarakat, khususnya anak muda perkotaan berduyun-duyun mengikuti berbagai tren yang ditawarkan oleh beragam spektrum media termasuk radio.

Karena itu kemunculan rentetan sekuel Catatan Si Boy seolah menjadi panduan laku bagi masyarakat perkotaan dalam menyikapi tawaran tren modernisasi yang cenderung berkiblat pada barat. Keberhasilan Boy berbicara pada zamannya serta memengaruhi situasi seperti dalam film membuat kaum muda elite perkotaan ingin meniru sikap dan perilaku tokoh ini di kehidupan nyata. Hal itu jelas suatu keberhasilan sekaligus pujian bagi film berseri tersebut.

Tutup

Kesuksesan Catatan Si Boy dan ketenaran para pelakonnya

Bagi penonton di era 1980 hingga 1990 pasti tidak asing dengan film Catatan si Boy. Film ini menarik antusias penonton terutama kaum remaja kala itu dan sukses hadir dalam empat sekuel, yaitu tahun 1988, 1989, 1990, dan 1990. Secara garis besar, film ini menggambarkan sosok Boy yang dimainkan oleh Onky Alenxander sebagai seorang pemuda tampan, baik hatinya dan kaya raya.

Baca selenkapnya

Kesuksesan Catatan Si Boy dan ketenaran para pelakonnya

Oleh: Farika Nur Khotimah
Kesuksesan Catatan Si Boy dan ketenaran para pelakonnya

Bagi penonton di era 1980 hingga 1990 pasti tidak asing dengan film Catatan si Boy. Film ini menarik antusias penonton terutama kaum remaja kala itu dan sukses hadir dalam empat sekuel, yaitu tahun 1988, 1989, 1990, dan 1990. Secara garis besar, film ini menggambarkan sosok Boy yang dimainkan oleh Onky Alenxander sebagai seorang pemuda tampan, baik hatinya dan kaya raya.

Disamping itu, Boy digambarkan mempunyai pergaulan yang luas khas anak muda layaknya di ibu kota, namun tetap rajin menjalankan ajaran agama. Melalui kombinasi tersebut, film ini sukses di pasaran. Bukan hanya jalan ceritanya yang dekat dengan kehidupan anak muda kala itu, para aktor dan aktris yang berperan di film tersebut juga merupakan mereka-mereka yang diidolakan. Mulai dari Onky Alexander, Meriam Bellina, Didi Petet, Ayu Azhari, dan lain-lain. Dengan perpaduan itulah, Catatan Si Boy berhasil meraih kesuksesan pada era itu.

Keberhasilan film ini juga mempengarungi perjalanan karir para pemainnya. Pasalnya, sang bintang utama, Onky Alexander mampu menyedot perhatian kaum wanita atas ketampanannya di kala itu. Ia pun sukses membintangi sejumlah judul film luar biasa lainnya, seperti “Pacar Aku Ketinggalan Kereta” dan “Namaku Joe”.

Terkenalnya Ongky juga karena makin diperbincangkan karena kisah cintanya bersama Paramitha Rusady. Namun saat ini Onky memilih untuk meninggalkan dunia hiburan, ia memutuskan untuk menjadi pengusaha di satu perusahaan ternama di Indonesia.

Begitu juga dengan Emon, tokoh pendamping Boy dalam film Catatan Si Boy yang diperankan oleh Didi Petet ini berhasil membius para penonton dengan tingkah lucunya. Setelah melambungnya kesuksesan film yang dibintanginya itu, almarhum Didi Petet juga memerankan film “Si Kabayan Saba Kota”, ia juga memerankan Oom Pasikom dalam film yang dimainkan bersama Lenny Marlina dan Desy Ratnasari. Sayangnya, ia meninggal dunia pada tahun 2015 karena penyakit asam lambung. Meski kini Almarhum Didi Petet sudah tiada, namun namanya tidak akan tenggelam meski era perfilman berganti.

Selain Onky dan Didi, karir Meriam Bellina yang berperan sebagai Vera pun turut melesat. Ia mendapat julukan artis legendaris karena sudah tak terhitung lagi berapa judul film dan sinetron yang pernah dibintanginya serta penghargaan yang telah ia raih.

Bicara soal karier Meriam Bellina seolah tak akan ada habisnya. Akting ibu dua orang putra bernama Abel Poetra Abdi dan Nigel Philo Abdi itu sudah tak perlu diragukan lagi. Usia sudah kepala 5, namun jiwa aktingnya tak pernah luntur. Terbukti ia masih tetap eksis bermain film dan sinetron meski digempur artis-artis muda pendatang baru.

Berdasarkan arsip PT Perfin, film garapan Nasri Cheppy ini berhasil meraup 313.516 penonton. Kesuksesan itu berujung pada empat film lanjutan, hingga terakhir diproduksi pada 1991 dengan 'Catatan Si Boy V'. Rata-rata setiap film Boy dapat menggaet 300-an ribu pemirsa bioskop.

Bahkan setelah 20 tahun berlalu film ini selesai dengan sekuelnya, hadir serial Catatan Si Boy di televisi nasional. Hal ini pun juga menarik perhatian banyak penonton.

Tutup
Boy