Kisah tentang Bali tak akan pernah habis. Budaya dan adat istiadat yang merupakan kearifan lokal begitu memukau banyak kalangan, salah satu yang ada di Pulau Dewata adalah desa adat Penglipuran.
Desa Adat Penglipuran memperoleh predikat desa wisata dari pemerintah sejak beberapa dekade silam . Desa Penglipuran menjadi salah satu desa terbersih di dunia dan masuk dalam Sustainable Destination Top 100 versi Green Destination Foundation. Sebagai desa adat yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang, tata ruang desa pun dibangun dengan konsep Tri Mandala yang membagi desa menjadi tiga wilayah yaitu Utama Mandala, Madya Mandala dan Nista Mandala, dan bukan hanya itu, desa ini nyatanya juga memiliki julukan lain, yakni ‘desa bambu’.
Julukan ini bukanlah tanpa alasan sebab empat puluh persen dari keseluruhan luas Desa Adat Penglipuran merupakan hutan bambu. Kawasan Desa Penglipuran memang tak hanya sekadar lingkungan rumah tradisional yang terbuat dari bambu, namun kawasan ini juga memiliki 75 hektare hutan bambu yang berada di sebelah utara desa tersebut.
Desa Penglipuran yang memiliki luas 112 hektare selalu ramai dikunjungi wisatawan namun sempat terpuruk saat pandemi Covid-19 melanda 2 tahun lalu. Tidak ada wisatawan yang datang membuat roda perekonomian desa tersebut terhenti. Disaat itu, para penduduk Desa Penglipuran menyadari pentingnya menabung untuk bisa tetap bertahan di tengah situasi darurat.
Dalam rangka menyambut kedatangan para delegasi KTT G20, Desa Adat Penglipuran berbenah dengan mempercantik sarana dan prasarana di dalam kawasan tersebut.
Masyarakat merawat dan memperbaiki bagian-bagian rumah serta mulai membangun kedai-kedai kecil di masing-masing rumah yang menjual berbagai macam makanan dan minuman tradisional hingga cinderamata khas Bali. Selain itu, fasilitas umum seperti toilet, jalan, protokol kesehatan hingga papan petunjuk dan informasi juga telah diperbanyak dan dibenahi untuk menambah kenyamanan para wisatawan.
Tidak hanya sarana dan prasarana, Desa Adat Penglipuran juga tengah mempersiapkan kegiatan budaya untuk melengkapi pengalaman berwisata ke desa wisata ini. Sejumlah atraksi budaya tengah dipersiapkan guna menyambut para peserta delegasi G20.
Para wisatawan dapat melihat secara langsung aktivitas sehari-hari masyarakat Desa Adat Penglipuran, seperti menenun, menganyam, hingga proses ibadah masyarakat setempat. ‘Penglipuran Village Festival’ merupakan salah satu kegiatan budaya lainnya yang ditawarkan oleh masyarakat Desa Adat Penglipuran. Festival budaya ini merupakan kegiatan budaya unggulan yang masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022.
Desa Penglipuran bisa menjadi salah satu contoh bagaimana keberlanjutan dalam pengelolaan alam, ekonomi dan kehidupan masyarakat bisa berbuah kelestarian yang menguntungkan semua pihak. Sebuah kearifan lokal yang akan disampaikan kepada para delegasi KTT G20 yang akan berkunjung ke sana.
Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS hadir untuk menjaga kepercayaan nasabah perbankan Indonesia pasca terjadinya krisis moneter tahun 1998 silam yang menjadi episode kelam bagi Indonesia terutama industri perbankan. Enam belas bank dilikuidasi membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan menurun.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah lalu mengeluarkan beberapa kebijakan salah satunya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat atau biasa disebut dengan blanket guarantee. Meskipun blanket guarantee dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat dalam industri perbankan, tetapi ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas menimbulkan moral hazard baik dari sisi masyarakat maupun pengelola bank.
Melihat permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia memandang perlunya kehadiran sebuah lembaga yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan di Indonesia agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan.
Tahun 2004 pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS), sekaligus menjadi dasar hukum terbentuknya Lembaga Negara baru, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan. Satu tahun berikutnya LPS resmi beroperasi pada 22 September 2005.
Seiring dengan berkembangnya industri perbankan membuat peran dan fungsi LPS semakin strategis, hal ini membuat pemerintah melakukan perluasan mandat LPS dengan menerbitkan UU Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK). LPS memperoleh mandat baru yakni penambahan dua metode resolusi dalam penanganan bank gagal melalui Purchase & Assumption dan Bank Perantara (Bridge Bank).
Selain itu, untuk tetap menjaga stabilitas sistem keuangan saat pandemi Covid-19 silam, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020. UU tersebut membuat LPS memiliki kewenangan baru salah satunya melakukan persiapan penanganan dan peningkatan intensitas persiapan bersama dengan OJK untuk penanganan permasalahan solvabilitas bank.
LPS turut berperan aktif dalam menjaga stabilitas keuangan nasional melalui berbagai kebijakan strategis bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kini LPS juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan Presidensi G20 dengan menyelenggarakan dua side events, yaitu Seminar Internasional dan Study Visit yang diadakan pada 7-9 November 2022, serta Bloomberg CEO Forum yang digelar pada 11 November 2022. Kedua acara ini akan dihadiri oleh para pembicara dan tokoh terkemuka nasional maupun internasional.
Kurang dari dua pekan perhelatan G20 akan digelar di Bali. Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 menyiapkan seluruh suprastruktur kelembagaan negara untuk mendukung perhelatan yang dihadiri para pemimpin dunia.
Tidak terkecuali Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS sebagai lembaga negara dengan peran dan fungsinya yang strategis dalam menjaga stabilitas keuangan dan perbankan di Indonesia. Keterlibatan LPS dalam G20 merupakan momentum untuk memperkuat basis perlindungan dana masyarakat di tengah ancaman resesi global.
Menurut Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), performa perekonomian global pada 2023 diprediksi mengalami penurunan dibandingkan 2022. Sementara menurut Pusat Studi Perdagangan Universitas Gadjah Mada, krisis ekonomi yang sudah terjadi di beberapa negara saat ini menjadi indikasi nyata terhadap peluang terjadinya resesi.
Data lain dari firma riset investasi Ned Davis Research memprediksi bahwa terdapat 98,1% kemungkinan resesi terjadi tahun depan. Hal tersebut menjadi peringatan bagi Indonesia akan potensi yang dihadapi.
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam “Indonesia Economic Outlook 2023 Forum”, Indonesia akan berkutat pada Counter cyclical, yaitu perubahan iklim, krisis energi dan pangan, serta inflasi yang tinggi. Krisis global menjadi the next shocked bagi Indonesia. Hal ini membuktikan penawaran dan permintaan yang terhambat karena beberapa faktor, salah satunya adalah lingkungan.
Dalam perhelatan G20 di Bali November 2022, LPS menyelenggarakan dua side event. Pertama, adalah rangkaian Seminar Internasional LPS yang akan dilaksanakan pada 7-9 November 2022. Kedua, yaitu Bloomberg CEO Forum pada 11 November 2022. Dua forum internasional tersebut akan dilangsungkan di Bali.
Dalam kegiatan seminar internasional, LPS menghadirkan para deposit insurance dari negara-negara di dunia yang tergabung di IADI atau International Association of Deposit Insurers.
Nantinya, LPS mengajak negara-negara yang tergabung di IADI memberikan sumbangsihnya dan menjadi bagian dalam pelaksanaan green economy ke depan. Pada forum tersebut LPS akan concern untuk membahas mengenai green economy, mengingat isu lingkungan juga akan berpengaruh besar terhadap masalah perbankan yang tidak hanya di sektor riil atau sektor keuangan lain, tetapi isu terkait green economy akan menjadi bagian diskusi yang akan diangkat ke level internasional.
Mantan perdana menteri New Zealand Helen Clarke dijadwalkan ikut hadir dalam seminar tersebut.
Kemudian, pada agenda lainnya, LPS akan mengadakan Bloomberg CEO Forum pada 11 November 2022, dimana akan hadir para CEO terkemuka di dunia , dengan topik bahasan utama terkait dengan isu kesehatan global yang erat kaitannya dengan aspek perekonomian terlebih pada saat dunia dilanda pandemi.
Selanjutnya, bahasan utama lainnya ialah terkait dengan smart city di IKN (Ibukota Negara Baru), dimana LPS akan mengundang para pakar terkemuka di bidang tata kota dan smart city berbasis green environment.
Ekonomi hijau memang masih jadi tantangan dalam mengimplementasinya. Terlebih, Indonesia masih terbatas terkait riset dan pengembangan. Tetapi bukan tidak mungkin pengelolaan ekonomi berkelanjutan bisa diterapkan dengan transisi yang halus sampai semua sektor mampu menerima dengan baik. Namun, LPS meyakini bahwa diskusi dalam dua side events yang akan dilaksanakan, diharapkan mampu memfasilitasi transisi menuju ekonomi hijau, penguatan arsitektur kesehatan, serta pengembangan green- smart city ke depannya.
Dalam rangkaian kegiatan side events Presidensi G20 di Bali, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaksanakan kegiatan kemasyarakatan berupa penyerahan bantuan sosial untuk merevitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Asy-Syuhada di Pulau Serangan, Bali.
“Kegiatan CSR ini akan terus bergulir dari tahun ke tahun, intinya LPS akan selalu siap mendukung daya tarik pariwisata di Bali, apalagi Pura Sakenan ini dibangun sejak abad ke 10 dan Masjid Assyuhada ini sudah ada sejak abad 17, ini menunjukkan di Bali sudah ada toleransi beragama di sini, kawasan ini merupakan simbol yang baik bagi toleransi beragama bangsa kita,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat mengunjungi lokasi penerima bantuan, Kamis (10/11/2022).
Adapun bantuan sosial LPS Peduli Bakti Bagi Negeri ini antara lain, bantuan sosial untuk Pura Sakenan berupa dukungan penataan area pelataran parkir pura, rehabilitasi bangunan aula wantilan, rehabilitasi bangunan perantenan (dapur), rehabilitasi bangunan Gedong, dan rehabilitasi fasilitas umum toilet Pura.
Kemudian, bantuan sosial untuk Masjid As-syuhada berupa dukungan penggantian plafon kubah utama, plafon kanopi, plafon luar, revitalisasi area Wudhu, area sholat, area pengajian, penggantian keramik granit dan pengecatan ulang seluruh area dinding dan pagar masjid.
“Sesudah direvitalisasi, jika saya melihat langsung, secara keseluruhan sudah lebih baik dari sebelumnya dan sudah lebih baik untuk dikunjungi oleh para wisatawan, walaupun di beberapa tempat masih perlu perhatian, seperti misalnya perluasan area parkir,” jelasnya.
Sebagai informasi, mengenai dua tempat bersejarah ini, berdasarkan prasasti Desa Sading, pembangunan Pura Sakenan diperkirakan saat Bali diperintah oleh raja Sri Masula Masuli, beliau bertahta dari tahun Isaka 1.100 (1178 Masehi), sehingga diperkirakan usia Pura Sakenan saat ini sudah hampir 900 tahun.
Sementara itu, Masjid Asy-Syuhada didirikan pada abad ke-17, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Bali. Pembangunan Masjid Asy-Syuhada merupakan bentuk toleransi umat beragama di Bali. Berdasarkan sejarah, Raja Badung Cokorda Ngurah Sakti yang beragama Hindu memberikan apresiasi kepada Syekh Haji Mukmin tokoh muslim di Desa Serangan, karena sukses membantu pihak kerajaan memenangkan perang pada masa penjajahan VOC.
Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana yang turut hadir dalam kesempatan itu, sangat menyambut baik dan mengapresiasi inisiasi LPS dalam membantu revitalisasi yang dilakukan sebagai bagian pengembangan Desa Wisata Serangan ini.
“Kolaborasi sinergis antara seluruh pemangku kebijakan ini menjadi langkah strategi sebagai landasan pembangunan berkelanjutan di Kota Denpasar berdasarkan spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau menyama braya,” ujarnya.
Turut hadir pula dalam acara tersebut, Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih beserta jajaran, Presiden Komisaris PT. Bali Turtle Island Development (BTID), Tantowi Yahya dan segenap undangan lainnya.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sukses menggelar side event G20 bertajuk The 2nd IADI-APRC Study Visit and IDIC International Seminar di Nusa Dua Bali pada pekan lalu.
Usai gelaran seminar internasional, LPS mengajak para delegasi dari 27 negara untuk berkeliling melihat kemegahan KRI Bima Suci yang sedang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali.
Seluruh delegasi nampak begitu antusias menjelajahi kapal latih taruna akademi angkatan laut (AAL) yang memiliki dimensi 111 meter dan lebar 13,6 meter tersebut.
KRI Bima Suci merupakan kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci. KRI Bima Suci memiliki dimensi dua kali lebih besar dibandingkan KRI Bima Ruci dan tentu saja sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, radar yang lebih canggih dan dilengkapi peralatan teknologi yang mampu mengubah air laut menjadi air tawar sehingga para awak kapal dapat lebih nyaman saat berlayar mengarungi samudera.
Komandan KRI Bima Suci-945, Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis mengaku senang bisa menyambut para tamu delegasi dari negara-negara sahabat.
Muhammad Sati Lubis mendukung penuh Presidensi G20 di Bali. Ia berharap para tamu dapat menikmati pengalaman tour di KRI Bima Suci.
Nama KRI Bima Suci, sambung Lubis, diambil dari tokoh pewayangan Bima yang dikenal gagah, berani, kokoh, kuat, jujur dan pantang menyerah. Karakteristik tersebut tergambar jelas di KRI Bima Suci yang begitu megah dan kokoh.
KRI Bima Suci merupakan kapal laut yang dibuat di Spanyol pada tahun 2016 dan resmi beroperasi di Indonesia pada 12 September 2017.
Lubis menjelaskan KRI Bima Suci memiliki tiga tujuan utama yaitu menjalankan misi diplomasi, mempromosikan budaya Indonesia dan tentu saja sebagai kapal latih taruna angkatan laut.
Agenda tur berkeliling KRI Bima Suci merupakan rangkaian farewell party bagi para delegasi sebelum meninggalkan Bali dan kembali ke negara masing-masing.
Dalam kesempatan itu para taruna memberikan penjelasan kepada para tamu. Delegasi dari Korea Selatan, Jamaika, Jerman dan lain sebagainya cukup antusias melihat gagahnya kapal latih para taruna itu.
Usai berkeliling, LPS mengajak para tamu bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, serta Laksamana TNI (Purn) Marsetyo untuk menikmati makan malam dengan iringan musik kolintang dan penampilan spesial dari musisi dan komposer Dwiki Darmawan.