"Kegiatan ekspor tersebut dilakukan oleh dua perusahaan multinasional yang mengembangkan budidaya udang di daerah kami," kata Mohammad Saleh, seorang pejabat pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banggai di Luwuk, Kamis.
Ia menjelaskan, sebagian besar ekspor udang beku tersebut dilakukan oleh PT Fitron Windu Utama dengan volume 1.140,5 ton, dan lainnya oleh PT Banggai Sentral Shrimp dengan volume 685,5 ton.
Sedangkan negara tujuan ekspor paling besar, yaitu Prancis, disusul Belgia dan Jepang.
"Ekspor udang beku yang dilakukan oleh kedua perusahaan patungan PMA dan PMDN ini setiap tahun sejak 2007 terus meningkat," tuturnya tanpa merinci.
Untuk proses pengapalannya, menurut Saleh, dilakukan melalui Pelabuhan Luwuk, namun sebelum dikirim ke negara tujuan, terlebih dahulu transit di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Saleh juga mengatakan, selain udang beku, daerahnya pada tahun 2008 berhasil mengekspor gurita beku ke Amerika Serikat dengan volume sebanyak 20 ton.
Ekspor gurita beku yang dilakukan PT Indotropic Fishery ini baru berjalan sekitar dua tahun terakhir, namun menunjukkan kenaikan volume karena tingginya permintaan pasar.
Untuk meningkatkan penerimaan devisa bagi daerahnya, Pemkab Banggai kurun tiga tahun terakhir gencar mendorong peningkatan produksi ikan dan moluska melalui kegiatan budidaya dan penangkapan di perairan laut lepas, dengan terus memberikan dukungan kemudahan bagi perusahaan pengelola serta nelayan tradisional.
Data pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banggai menyebutkan produksi ikan dan muluska yang dihasilkan oleh kabupaten yang berada di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah itu pada tahun 2008 mencapai 17.550 ton.
Sekitar 75 persen dari produksi ini dipasarkan di dalam negeri dan sisanya 25 persen lagi untuk memenuhi permintaan ekspor.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009