Budiono dianugerahi gelar Kepala "Orang lima" Utama sedangkan istrinya Ny Herawati diberi gelar "Maruka" Utama.
Penganugerahan gelar kepada Budiono ditandai dengan pemasangan "Kapsete" (penutup kepala dari burung cenderawasih) dan pengalungan selendang oleh tokoh masyarakat Banda Des Alwi dan disaksikan gubernur Maluku kKrel Albert Ralahalu.
Ny. Herawati diberi selendang adat, tusuk konde dan kipas oleh istri Gubernur Maluku Ny Sofie Ralahalu.
Des Alwi mengatakan, gelar Kepala "Orang lima" Utama merupakan bagian dari rumpun adat Maluku yakni "Patalima".
Sedangkan gelar "Maruka" Utama menunjukkan emansipasi dan perjuangan perempuan Banda saat melawan penjajah akibat suami mereka dibantai.
Des alwi menyatakan, gelar adat tersebut mengikat Budiono yang akan dilantik menjadi Wapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden lima tahun ke depan itu, bertujuan menjadikannya sebagai pelindung adat dan budaya di Pulau Banda yang telah dilestarikan sejak 500 tahun terakhir ini.
"Saya saat berbicara dengan budiono di Jakarta beberapa waktu lalu, ternyata beliau berkeinginan untuk menelusuri dan menyaksikan sendiri sejarah perjuangan para tokoh nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan dan pernah diasingkan ke Pulau Banda," ujarnya.
Budiono juga memanfaatkan kunjungannya untuk melihat rumah pengasingan tokoh Proklamator Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Cipto Mangunkusumo dan sejumlah tokoh nusantara lainnya yang dibuang ke Banda saat zaman penjajah.
Selain itu mengunjungi istana mini, gereja tua Banda, rumah budaya, agrowisata pala, gunung api, benteng Belgica, Pulau Hatta dan Pulau Syahrir serta menabur bunga di teluk Lautaka berkaitan dengan heroisme pejuang perempuan "Boy Kerang" saat melawan penjajah.
Ia juga meninjau monumen "Parigi Rante" sebagai tempat pembantaian puluhan pejuang dan 40 "Orang Kaya" (gelar kebangsawanan) Banda pada 8 Mei 1621 atas perintah Gubernur Jenderal VOC Jan Pieter Zoon Coen.
Setelah kunjungan dua hari di Banda Neira, Budiono selanjutnya menjadwalkan kunjungannya ke Papua. (*)
Oleh Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009