Tokyo (ANTARA News) - Pemilih di Tokyo, Minggu, memperlihatkan dukungan kepada kebijakan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang ditunjukkan dengan kemenangan telak partainya, Partai Demokratik Liberal (LDP), di pemilihan umum daerah di ibu kota tersebut.

Pemungutan suara untuk memilih 127 anggota Majelis Metropolitan Tokyo dianggap sebagai ukuran pendapat umum di tingkat nasional, dengan pemilihan umum, yang rencananya berlangsung pada 21 Juli 2013.

Hasil yang ditampilkan NHK dan beberapa media lain memperlihatkan LDP memenangi 59 kursi, atau 82 jika ditambahkan dengan perolehan koalisi mereka yang berhaluan tengah dan pro-pemerintah, Partai Komeito Baru.

"Kami berterima kasih kepada para pemilih. Saya ingin kemenangan ini terus berlanjut hingga pemilu selanjutnya," kata Sekretaris Jenderal LDP, Shigeru Ishiba di sebuah stasiun televisi.

Hasil yang sukses diraih di kota berpenduduk 13 juta orang tersebut menurun, hanya 43,42 persen, berkurang lebih dari 11 persen dibandingkan yang diperoleh pada pemilu sebelumnya pada 2009.

Abe menyayangkan penurunan tersebut namun menyambut baik kemenangan sembari mengatakan "kebanyakan masyarakat belum menyadari efek kebijakan kami terkait situasi ekonomi".

PM juga sebelumnya sempat menyebut pemilu sebagai sebuah pertarungan yang harus dimenangi, menyadari bahwa suara yang didapat sebagai geladi bersih atas pemilu tingkat Senat pada Juli mendatang.

Apabila Abe dapat mengamankan kontrol di parlemen nasional, hal tersebut akan melegakan hambatan legislatif dan memberi dia kebebasan untuk menyodorkan sejumlah rancangan kebijakan di tengah reformasi yang meyakinkan, menurut para pengamat Jepang hal yang sangat dibutuhkan.

Pemilu kali ini merupakan bukti kepercayaan atas pemerintahan Abe, yang naik ke kursi kekuasaan pada Desember dan masih menikmati tingkat penerimaan lebih dari 60 persen.

Sebuah kebijakan ekonomi yang kerap disebut "Abenomics", yang mencampur pelonggaran moneter, pengeluaran fiskal besar-besaran dan serangkaian perubahan guna membebaskan sejumlah sektor bisnis, telah mendominasi bulan-bulan awal pemerintahan Abe.

Ekonomi Jepang --terbesar ketiga di dunia-- yang dianggap "jalan di tempat" telah merasakan hentakan besar sebagai dampak kebijakan tersebut, dengan keberhasilan yen menambal kelesuan ekspor mereka dan pasar saham memperlihatkan performa terbaik di antara negara-negara maju sepanjang tahun ini.

Meskipun mengalami perlambatan dalam beberapa pekan terakhir yang memperlihatkan penguapan indeks Nikkei 225, sejumlah ekonom masih meyakini Abenomics memiliki masa depan.

Para pencela memperingatkan bahwa dengan mengendalikan mayoritas di kedua tingkat parlemen, Abe akan memalingkan perhatiannya dari urusan ekonomi dan mendorong agenda sosial konservatif yang telah melekat dengan dirinya sebelum pemilu, termasuk kemungkinan pengkajian ulang sejarah perang Jepang.

Mereka mengatakan resiko tersebut akan membesar berkaitan atas hubungan yang memanas dengan Korea Selatan dan China.

Kampanye yang berlangsung di ibu kota Jepang secara umum tidak terlalu sulit, mengingat sedikitnya isu yang bisa dimunculkan untuk memperebutkan kecenderungan pemilih Tokyo.

Pesaing utama LDP, Partai Demokratik Jepang (DPJ), merupakan kelompok mayoritas di parlemen sebelum pemilu, namun terpecah belah setelah kekalahan telak di tingkat nasional pada Desember 2012 lalu.

(G006)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013