Palu (ANTARA News) - Sebanyak 14 desa di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kurun tiga hari terakhir dilanda banjir bandang, mengakibatkan banyak penduduk setempat mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman. Banjir yang melanda tujuh desa di Kecamatan Bungku Utara dan tujuh desa di Kecamatan Mamosalato itu disebabkan tingginya curah hujan kurun sepekan terakhir. Informasi diperoleh ANTARA dari Kolonodale, bekas ibukota Kabupaten Morowali, Senin, menyebutkan bencana alam tersebut mengakibatkan pemukiman penduduk pada 14 desa di dua kecamatan itu sempat terendam air hingga setinggi 30Cm sampai 120 cm. "Banjirnya cukup besar, sehingga membuat banyak warga mengungsi di lokasi ketinggian yang ada di sekitar desa masing-masing," kata Syahrul, aktivis LSM yang baru kembali dari Baturube (ibukota Kecamatan Bungku Utara) seusai memasok bantuan tanggap darurat untuk korban banjir. Ia mengatakan, berdasarkan laporan petugas kecamatan, ada tujuh desa di Kecamatan Bungku Utara yang terkena banjir, yaitu Boba, Ueruru, Tana Koraya, Rambaro Bone, Kalombang, Tirongan Atas, dan Kalombang. Sementara di Kecamatan Mamosalato, desa-desa yang dilanda banjir antara lain Tokala Atas, Tokala Bawah, Posangko, Taronggo, dan Pandauke. "Belum ada laporan adanya korban jiwa akibat peristiwa bencana alam ini, namun Jembatan Tokala yang menghubungkan Baturube dengan sejumlah desa di bagian utara dilaporkan hanyut terseret arus air," katanya. Tapi, lanjut Syahrul, kondisi banjir pada sejumlah desa di Kecamatan Bungku Utara saat ini mulai surut dan ketinggian air tinggal berkisar 30-40 centimeter. Camat Bungku Utara, Anwar Malureng, sejak Minggu (1/6) sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Morowali untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengatasi dampak dari bencana alam ini. Sejumlah lokasi di Baturube telah dipersiapkan sebagai tempat penampungan pengungsi dengan menggunakan tenda, namun sebagian warga korban banjir ini belum bersedia dievakuasi dan mereka masih bertahan di sekitar desa masing-masing. Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Morowali sendiri sejak Minggu sudah mengirimkan 3,5 ton beras dan 30-an dus ikan kaleng untuk membantu para korban banjir di sana, namun pasokan ke beberapa desa masih sulit dilakukan karena belum bisa diterobos menggunakan kendaraan bermotor melalui jalur darat. Sementara itu, kondisi korban banjir di Kecamatan Mamosalato belum diketahui secara pasti karena akses komunikasi ke sana sangat sulit akibat terjadi kerusakan badan jalan serta adanya jembatan yang putus. Banjir bandang yang melanda Kecamatan Bungku Utara dan Mamosalato merupakan kedua kalinya kurun 11 bulan terakhir. Banjir bandang disertai tanah longsor yang melanda bulan Juli 2007 mengakibatkan 93 orang tewas dan 20-an lainnya hilang, selain ribuan rumah penduduk rusak serta sejumlah jembatan rusak dan hanyut diterjang arus air.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008