"Semi datang di Peking 2008 Ini semi adalah semi menakjubkan Kita semua senang hati menghimpunnya Kita punya impian dalam satu Itu adalah cita-cita kita Dengan hangat menyambut kedatangan kamu (semi)" Sebait lirik lagu itu bakal membahana dalam perhelatan Olympiade ke-29 di Beijing, yang akan resmi dibuka pada Jumat (8/8) malam nanti. Lagu yang berjudul "Satu Dunia Adalah Satu Impian" ini merupakan karya cipta seorang dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Halim Humeric. Senang dan bangga tak dapat dia ungkapkan ketika mengetahui, lagunya merupakan salah satu lagu yang bakal meramaikan perhelatan olahraga paling akbar di dunia itu. Dari sekian ratus lagu yang diusulkan untuk mengiringi pelaksanaan Olimpiade 2008, lagu ciptaan Halim mendapat tempat yang hangat di hati rakyat Beijing. Lagu yang menyeru perdamaian ini, juga menjadi salah satu lagu favorit rakyat China. "Saya pernah ke Peking tahun 2007 dan mendengar lagu ini dinyanyikan hampir semua kalangan pada beberapa tempat, baik itu di tanah lapang, taman, sekolah maupun di tempat-tempat umum lainnya," kata Halim yang mengaku terkejut saat sejumlah orang, beramai-ramai datang mendekatinya, kemudian meminta tanda tangan dan berpose bersama. "Kala itu, saya sempat jadi artis selama dua jam. Saya dikejar wartawan media cetak dan elektronik, dimintai tanda tangan dan foto bareng," kenang lelaki kelahiran Kuang Tong, Vietnam, 74 silam ini. Pemilik nama asli Ho Chan Lian ini, tidak menyangka sama sekali bila karyanya diminati banyak orang di Beijing. Halim, yang senang bermain biola ini, sangat berterima kasih kepada bangsa Indonesia karena telah memberikan peluang dan kesempatan untuk menetap di tanah air ini. Selama 50 tahun merantau di Indonesia, ia mendapatkan banyak pelajaran tentang hidup dan bagaimana beradaptasi dengan warga pribumi. "Tidak ada perasaan perbedaan di antara kami, yang ada suasana kekeluargaan. Tidak salah bila lagu yang saya ciptakan ini, merupakan persembahan bangsa Indonesia untuk Olimpiade 2008," kata dosen sastra Tionghoa ini. Indonesia katanya, adalah negara sahabat Republik Rakyat China, dan mencintai perdamaian serta pemersatu. "Semua orang dari berbagai negara, akan dipersatukan dalam Olimpiade ini. Mereka memiliki cita-cita dan impian yang sama. Dunia ini adalah satu impian," kata ayah beranak empat itu. Lagu ini sebenarnya, telah diciptakan sejak 2006 di Chicago. Saat mendengar pengumuman di media massa bahwa Olimpiade 2008 akan diselenggarakan di Beijing, pemilik toko peralatan listrik ini, berinisiatif untuk menciptakan sebuah lagu yang temanya mengenai perdamaian. Mengingat Olimpiade 2008 adalah salah satu media, tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai negara, dia pun mulai membuat lirik lagu. Beberapa kali, dia harus mencoret kata dan nada yang tidak enak didengar. Di atas kertas buram tua, berwarna coklat kemerah-merahan, Halim memperlihatkan buah pikirannya. Konsep lirik lagu itu dalam tulisan China dan terdapat coretan sana-sini. Awalnya, lagu tersebut diciptakan untuk dinyanyikan secara solo namun belakangan, gubahan lagu tersebut dipermak kembali olehnya. Salah seorang temannya, Zhang Hua, ketika melihat konsep lagu dan nadanya, mengusulkan kepada Halim agar lagu tersebut di nyanyikan secara kolektif alias dalam bentuk paduan suara. Dia pun kembali mengubah nadanya dan jadilah lagu tersebut dinyanyikan secara berpadu oleh kelompok paduan suara "Pa`rasanganta", yang dalam bahasa Makassar berarti "daerah kita". Pada 2007, secara resmi, lagu ini diperkenankan turut menjadi salah satu lagu tema Olimpiade 2008 di Beijing. Beberapa rekannya, khususnya yang tergabung dalam "All China Federation Of Returned Overseas Chines" berlomba-lomba memberikan ucapan selamat atas hasil karyanya tersebut. Ternyata, lagu berdurasi sekitar tiga menit tersebut, bukanlah hasil karya perdananya. Peraih penghargaan dari Gubernur Sulsel, HZB Palaguna sebagai penghubung dalam implementasi kerjasama antara Pemprov Sulsel dan Pemprov Hubei RRC, telah banyak menghasilkan karya seni lainnya. Beberapa lagu daerah asal Bugis-Makassar, dia sadurkan dalam versi Tionghoa, seperti "Ati`raja", "Sailong", "Ma`rencong-rencong", "Dendang-dendang", "Sulawesi Pa`rasanganta", "Anging Mammiri", dan "Minasa ri Boritta". Bahkan lagu "Maju Tak Gentar", dialihbahasakan dalam versi Tionghoa pula.(*)

Oleh Oleh Rahma Saiyed
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008