Denpasar (ANTARA News) - Harian Umum Kompas akan menggelar pameran ilustrasi ceritera pendek (cerpen) Kompas 2008 yang dirangkaikan dengan pembukaan Kompleks Bentara Budaya Bali (BBB) di Desa Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali.

"Pameran dan pembukaan Kompleks BBB yang dibangun di atas lahan seluas satu hektare itu, akan dilakukan 9 September mendatang," kata Kepala Perwakilan Harian Umum Kompas Bali, Frans Sarong, di Gianyar, Kamis.

Ia mengatakan, Bupati Gianyar Dr Ir Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati SH, diharapkan dapat membuka dua kegiatan tersebut sekaligus. Acara pembukaan juga akan dihadiri Direktur Eksekutif Harian Umum Kompas, FX Mulyadi.

Acara tersebut sedikitnya mengundang 300 seniman, budayawan dan tokoh-tokoh masyarakat Bali.

Kompleks BBB yang berlokasi di Jalan Ida Bagus Mantra No. 88 A, di belahan Desa Ketewel itu, kini sudah mendekati rampung.

"Kegiatan publik perdana yang digelar di kompleks tersebut adalah pameran ilustrasi cerpen Kompas 2008, serta `pemelaspasan` yakni peresmian secara ritual Hindu di Bali," tutur Frans Sarong.

Bentara Budaya Bali merupakan sebuah lembaga kebudayaan yang bekerja untuk memajukan kebudayaan, menyebarkan nilai-nilai positif kemanusiaan serta mencerdaskan kehidupan masyarakat.

Lembaga tersebut berdiri tahun 1982 di Yogyakarta, menyusul di Jakarta 1985, dan di Solo tahun 2003 dengan nama Balai Soedjatmoko.

Seiring keunikan seni budaya Bali, BBB dirancang untuk dapat berperanserta dalam menularkan semangat kebersamaan dan sikap toleransi di tengah warga setempat yang homogen.

Frans Sarong menambahkan, lembaga yang di Bali tersebut diharapkan mampu mendorong tumbuhnya pemikiran dan cara pandang baru yang sehat di tengah masyarakat tradisional.

Upaya tersebut pada saat yang sama diharapkan mampu memberikan dukungan pada budaya tradisi secara terpilih di tengah perubahan dunia yang sangat cepat.

Untuk itu, BBB memfasilitasi kegiatan seni budaya yang bersifat eksperimental, yakni pencarian nilai-nilai baru, mempromosikan keragaman nilai dan ekspresi budaya yang tumbuh di Bali, dan dari manapun asalnya.

Selain itu, keberadaan BBB diharapkan mampu mendorong aktualisasi nilai-nilai tradisi. Wujud kegiatannya antara lain berupa pagelaran, pameran karya di atas kanvas, patung, penelitian, diskusi dan kegiatan lain yang mendukung pengembangan seni budaya, ujar Frans Sarong.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009