Kabupaten Agam (ANTARA News) - Ratusan orang korban gempa dan tanah longsor dari perbukitan di selingkar Danau Maninjau di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, hingga kini masih mengungsi ke beberapa posko utama pengungsian, karena masih takut adanya longsor susulan.

Korban yang sebagian besar rumahnya rusak berat atau hilang masuk terseret tanah ke dalam danau kini tetap mengungsi dan tidak berani lagi kembali ke pemukiman mereka karena khawatir longsor susulan, kata Elvi (45), warga setempat kepada ANTARA di Tanjung Raya, Minggu malam.

Warga atau korban mengungsi di tenda-tenda ukuran besar yang didirikan Pasar Sungai Batang, lapangan sepakbola Sungai Tampang dan lapangan sepakbola Muko-Muko.

Selain itu, juga ada yang mengungsi ke rumah kerabat di nagari lainnya di selingkar Danau Maninjau.

Kondisi di pengungsian cukup dingin dimalam hari, apalagi pada Minggu (25/10) hujan turun sejak siang hingga malam.

Korban yang mengungsi setelah jorong (kelurahan) tempatnya tinggal dilanda tanah longsor dari perbukitan, dan banyak rumah-rumah warga rusak serta diseret tanah ke dalam danau.

Mereka adalah warga Jorong Pandan, Jorong Galapuang, Jorong Batu Nanggai, Jorong Muko Jalan, Jorong Sigiran dan Sungai Tampang. Jorong-jorong itu berada di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.

Bantuan bahan makanan, minuman, selimut dan kebutuhan lainnya bagi ratusan warga pengungsi itu, terus berdatangan terutama dari sumbangan pribadi, perusahaan dan pemerintah, serta dari warga selingkar Danau Maninjau yang selamat dari gempa dan tanah longsor.

Berdasarkan informasi dari para korban, banyak diantara mereka yang tidak lagi berani pulang dan bermukim di jorong mereka karena perbukitan di belakang pemukiman mereka telah gundul dan akan diperkirakan akan kembali longsor, apalagi hujan deras masih terus turun.

Banyak warga yang meminta kepada pemerindah daerah untuk dipindahkan (direlokasi) pemukiman mereka ke daerah lain di Sumbar yang lebih aman dari bencana, kata Elvi.

Kabupaten Agam, merupakan daerah terparah ke tiga yang terkena gempa 7,9 Sr diikuti tanah longsor yang terjadi, Rabu 30 September 2009.

Akibat bencana ini, sebanyak 80 warga Agam meninggal dunia, 90 orang luka berat dan 47 orang luka ringan. Bencana tersebut juga menyebabkan 12.634 unit rumah warga rusak berat, 3.653 unit rusak sedang dan 2.862 unit rusak ringan.

Kerugian materi akibat gempa dan tanah longsor di Agam ditaksir mencapai Rp460 miliar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009