Surabaya (ANTARA News) - Warga Graha Family Blok D-170, Surabaya, Kho Yusac alias Yohanes (nama baptis), mengaku tertekan karena disangka Yulianto yang disebut-sebut Ary Muladi dalam rekaman terkait kasus dugaan rekayasa penahanan dua pemimpin KPK non aktif Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.

"Saya bukan Yulianto yang dimaksud saudara Ary Muladi dalam perkara pemimpin KPK Bibit S Rianto dan Chandra M Chamzah. Saya sendiri tidak pernah memakai nama Yulianto," katanya di kediamannya, Jumat.

Dalam konferensi pers bersama kuasa hukumnya Pieter Talaway SH CN MBA, ia mengemukakan hal itu terkait sangkaan bahwa dia adalah Yulianto yang menyerahkan uang Rp5,1 miliar dari Anggodo Widjojo kepada pemimpin KPK.

Yohanes mengaku tidak mengenal dan sama sekali tidak pernah berhubungan dengan Ary Muladi, karena dia memang bukan orang yang disebut-sebut Ary sebagai Yulianto.

"Saya tidak terkait sama sekali dengan perkara menyangkut Anggoro Widjojo dan Anggodo Widjojo serta Bibit S. Rianto dan Chandra M. Chamzah," katanya.

Namun, dia mengaku mengenal Putranefo A. Prayugo (Dirut PT Masaro Radiokom Putranefo) yang kini menjadi tersangka dalam kasus korupsi SKRT (Sistem Komunikasi Radio Terpadu).

"Kenalnya juga hanya kenal saja, tidak ada hubungan bisnis apapun," kata pengusaha jual beli tanah yang hobi memelihara anjing itu.

Sementara, kuasa hukumnya Pieter Talaway berjanji mengusut pelaku yang mengeluarkan informasi itu.

"Saya akan membantu klien saya untuk melakukan tindakan hukum terhadap pelaku yang sengaja memanipulasi informasi dan menggunakan media massa untuk membunuh karakter klien saya, padahal klien saya bukan Yulianto," katanya.

Advokat senior itu menduga ada persaingan dagang dengan munculnya informasi yang mengaitkan kliennya dengan Yulianto, apalagi informasi yang muncul terkait kliennya yang disangka Yulianto itu tidak ada hubungan dengan korupsi.

"Saya mempunyai empat klien yang bernama Yulianto, tapi tidak ada persoalan apa-apa, sedangkan Pak Yohanes yang tidak punya nama Yulianto kok disebut-sebut sebagai Yulianto, tentu ada kepentingan di balik itu," katanya.

Sebelumnya, nama Yulianto juga muncul di Jalan Dharmahusada Indah, Surabaya, namun nama jalan yang disebutkan Ary Muladi sebagai alamat Yulianto itu ternyata tidak valid.

Para wartawan di Surabaya juga hanya menemukan seorang nama Yulianto di Dharmahusada Indah, tapi orang yang dicari-cari itu ternyata tukang klep.

Hingga kini, Yulianto masih misterius, meski Ketua IPHI (Ikatan Penasihat Hukum Indonesia) Jatim Henry Rusdijanto juga sempat melontarkan pernyataan bahwa Yulianto sekarang ada di Jakarta.

Namun, Ary Muladi meyakini Yulianto itu benar-benar ada. "Sosok Yulianto itu bertubuh atletis dengan alis mata lurus agak naik ke atas," katanya saat diperiksa Tim Delapan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009