Melalui Kemitraan Dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat

    
Jakarta, 3/5 (ANTARA) - Pada saat ini, flu burung masih merupakan ancaman karena penyakit tersebut masih menyebar secara endemic. Oleh karena itu, kewaspadaan dan upaya berkelanjutan dalam rangka mengurangi risiko terhadap flu burung diperlukan untuk terus melindungi manusia dan unggas dari penyakit ini.

     Kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, seperti bagian bulu, kotoran, darah, daging, telur, dan lain-lain merupakan faktor risiko yang penting dalam proses transmisi virus. Namun, terdapat lebih dari lima puluh persen kasus flu burung di Indonesia di mana manusia tidak memiliki kontak langsung dengan unggas atau bagian-bagiannya. Penularan secara tidak langsung terhadap virus flu burung bisa terjadi jika seseorang menyentuh alat-alat, perkakas, permukaan, atau benda lainnya yang telah terkontaminasi dengan unggas yang telah terinfeksi. Selain itu, air juga secara tidak langsung bisa menularkan virus kepada manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa virus flu burung bertahan lebih lama di air, di mana biasanya terdapat peningkatan jumlah kasus pada musim hujan.

     Oleh karena hal tersebut diatas, maka pada akhir 2006, USAID meluncurkan Community-Based Avian Influenza Control Project (CBAIC), yang dilaksanakan oleh DAI, di mana proyek ini sesuai dengan strategi pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi flu burung, bekerja untuk mengurangi risiko penularan flu burung di antara binatang, dan dari binatang ke manusia. Sejak awal didirikannya, CBAIC telah membantu Indonesia dalam mengurangi risiko penularan flu burung (AI) di puluhan ribu desa, selain itu CBAIC juga bekerja sama dengan produsen unggas komersial untuk meningkatkan biosekuriti dan manajemen usaha ternak guna meningkatkan produktivitas dan pengendalian terhadap penyakit ini.

     Dalam rangka menandai akhir dari misi empat tahun USAID-CBAIC, maka belum lama ini, tepatnya pada 28 April 2010, USAID-CBAIC mengadakan seminar dengan tema "Melanjutkan Upaya Penurunan Risiko Flu Burung Melalui Kemitraan". Seminar tersebut dihadiri oleh ratusan mitra CBAIC yang berasal dari Pemerintah Daerah dan masyarakat yang selama ini telah bekerjasama dengan CBAIC dalam menjalankan programnya di Indonesia. Konferensi ini bertujuan untuk mendorong dan memperkuat komitmen di tingkat kabupaten, propinsi, dan nasional untuk terus melanjutkan upaya pengendalian dan pengurangan risiko flu burung ke depan.

     "Cara terbaik agar berhasil dalam mengurangi risiko penularan flu burung adalah dengan membina kerjasama antara sektor pemerintah, swasta, dan juga melalui kemitraan dengan masyarakat dalam rangka menyusun suatu strategi bersama. Secara khusus, kemitraan dengan jaringan berbasis masyarakat dan dengan perusahaan besar yang bergerak di industri unggas dapat memfasilitasi upaya-upaya pengurangan risiko flu burung di tingkat desa dan memperluas biosekuriti di sektor unggas komersial," kata Walter North, USAID Mission Director.

     Untuk ke depannya, USAID akan terus mendukung berbagai pencegahan dan melakukan upaya pengendalian terhadap pandemi influenza, di mana melalui hal tersebut maka akan tercipta keberhasilan dari program CBAIC. Menjelang akhir tahun 2010, USAID akan memberikan bantuan sebesar 14 juta dolar ke Indonesia untuk memerangi flu burung.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010