Polman, Sulbar (ANTARA News) - Organisasi Masyarakat (Ormas) Nasional Demokrat (Nasdem) menilai, wacana mengenai akan dikembalikannya hak pilih kepada TNI/Polri di pemilu 2014 dianggap belum penting dibahas, karena masih banyak masalah lainnya di bangsa ini yang sangat penting dibahas dan krusial untuk diselesaikan.

"Wacana mengenai akan dikembalikannya hak pilih TNI/Polri di pemilu 2014, dan kini dipolemikkan di media belum penting untuk dibahas, karena masih banyak masalah di bangsa ini yang sangat proirotas krusial dan lebih penting dibahas," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem, Surya Paloh, kepada wartawan, usai mendeklarasikan Nasdem di Sulbar dan melantik Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Sulbar, Ali Bal Masdar, di Polman, Rabu.

Acara Nasdem di Sulbar dihadiri Dewan Pertimbangan Nasdem, Sri Sultan Hamengkubowono XI dan Sekjend DPP Nasdem, Syamsul Mu`arif serta dihadiri 5000 orang massa dan simpatisan Nasdem di Sulbar.

Paloh mengatakan, wacana TNI berpolitik atau tidak berpolitik tidak jauh lebih penting dari pada sejumlah persoalan yang sangat krusial ada dibangsa ini seperti kemiskinan dan kebodohan yang membuat harkat dan derajat dan jati diri bangsa ini jauh di bawah dari bangsa lain.

"Persoalan TNI berpolitik atau tidak jangan diributkan dulu karena bukan disana persoalan yang membuat bangsa ini terpuruk, tetapi kemiskinan dan kebodohan bangsa kita yang membuat derajat harkat dan martabat bangsa kita hilang dimata bangsa lain yang harus kita bahas dan selesaikan," katanya.

Apalagi, kata dia, TNI juga belum butuh berpolitik, karena mereka tidak tidak juga meributkan wacana itu, sehingga penting masalah yang lebih krusial dan lebih penting didiskusikan dibangsa ini untuk dicarikan solusi seperti kemiskinan dan kebodohan tadi.

"Jati diri harkat dan martabat bangsa ini harus dikembalikan dimata bangsa lain, semua masalah fundamental mengenai kondisi sosial bangsa ini harus diselesaikan, karena cita-cita founding fathers yang memerdekakan bangsa ini harus diwujudkan yang menginginkan kita mengisi kemerdekaan agar menjadi bangsa yang jaya adil dan makmur," katanya. (MFH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010