Hanio (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya atas ekspor peralatan militer dari Korea Utara (Korut) ke junta Myanmar, kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Kamis.

Washington khawatir meningkatnya kerja sama militer antara kedua negara setelah diduga terjadi pengamalan senjata dari Korut ke Myanmar, dan satu laporan menyebutkan bahwa negara anggota ASEAN, yang dikenal bernama Burma, itu telah memulai suatu program pengembangan senjata nuklir atas bantuan Pyongyang.

Setelah menemui Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Gia Khiem, di Hanoi, Hillary kepada wartawan mengatakan "keprihatinan kami tentang ekspor bahan dan peralatan militer oleh Korut ke Burma."

"Kami mengetahui bahwa satu kapal dari Korut baru-baru ini mengangkut peralatan militer ke Burma, dan kami terus prihatin atas laporan-laporan bahwa Burma sedang bekerja sama dengan Korut dalam pengembangan senjata nuklir.

Hillary dijadwalkan akan menghadiri Forum Regional ASEAN pada Jumat.

Bulan lalu, Myanmar mengesampingkan keprihatinan Barat mengenai kemungkinan negara itu menjalin kerja sama nuklir dengan Korut, dan mengatakan Myanmar tidak tidak berkeinginan membuat bom atom seperti apa yang diduga oleh laporan dokumenter kelompok Democratic Voice of Burma (DVB) yang bermarkas di Norwegia.

Bantahan Myanmar, yang dilansir oleh media massa negara, mengatakan tuduhan pengembangan nuklir itu bertujuan untuk meruntuhkan dialog baru antara Myanmar dan AS menjelang pemilihan umum pada akhir tahun ini.

Washington mulai berdialog militer dengan pemerintah Myanmar tahu lalu, namun mengecam persiapan pemilihan umum tahun ini -- yang merupakan pertama kali dalam 20 tahun -- juga menyangkut keprihatinan nuklir.

Menlu Hillary pad Kamis mengatakan ASEAN berhak menyampaikan keprihatinan dalam pertemuan mereka pada Rabu menyangkut pemilihan umum Myanmar.

Menurut dia, persiapan pemilihan umum Myanmar yang serba rahasia termasuk tanggal pelaksanaannya, menimbulkan tanda-tanya bersar menyangkut komitmen mereka dalam pemilihan yang jujur dan adil.

"Kami akan mendiskusikan apa yang bisa kami lakukan untuk pemilihan yang diadakan pemerintah Burma, dan mendorong para pemimpin ASEAN untuk berkomitmen bagi rakyat mereka," katanya.(*)

(Uu.M043/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010