Jakarta (ANTARA News) - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyumbang Al-quran bagi para tahanan Warga Negara Indonesia (WNI) di penjara Australia.

"Gerakan ini bagian perang terhadap hari pembakaran Al-quran di Amerika Serikat," kata Koordinator Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), Damien Dematra di Jakarta, Jumat.

Sekitar 500 Al-quran disumbangkan PGI dan KWI melalui Muhammadiyah yang akan menyalurkan kitab suci umat Islam kepada pihak gereja di Australia. Gereja di negeri Kangguru itu yang akan meneruskan ke para tahanan.

Gerakan tersebut menunjukkan bahwa meskipun di Amerika Serikat ada seruan membakar Al-quran tapi di Indonesia, gereja menyumbang Al-quran.

Hal ini untuk menunjukkan bahwa gerakan seruan pembakaran Al-quran pada 11 September mendatang oleh pastor Terry Jones dari Dove World Outreach Centre adalah sebuah gerakan yang dilakukan segelintir orang dan ditentang oleh mayoritas orang Amerika.

Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, sumbangan Al-quran tersebut mempunyai makna simbolis yang sangat positif bagi kehidupan di Indonesia yang sangat majemuk.

"Hal ini menunjukkan bahwa ada penghargaan terhadap hal-hal suci dalam agama baik kitab suci maupun rumah ibadah. Ini sebuah penghargaan bahwa kitab suci ikut diapreasiasi oleh pemeluk agama lain," kata Din Syamsudin.

Din mengatakan, bahwa semua pihak sepakat bahwa pembakaran Al-quran ataupun kitab suci agama lainnya tidak bisa ditoleransi karena bertentangan dengan ajaran agama manapun.

Menurutnya jangan sampai seruan pembakaran itu yang terjadi di luar negeri mempengaruhi masyarakat Indonesia yang akhirnya akan mengganggu kerukunan beragama.

Makna lain dari kegiatan itu sebagai bentuk kepedulian dari PGI dan KWI bertepatan dengan adanya permintaan dari gereja di Australia yang berinisiatif bahwa banyak WNI di penjara Australia yang memerlukan Al-quran.
(D016/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010