Jakarta (ANTARA News) - Pilkada di Kabupaten Bovendigul, Papua menuai kejutan politik banyak kalangan. Kandidat yang diramal akan kalah karena berstatus tersangka dan sudah berada dalam tahanan, Yusak Yaluwo, ternyata menang dengan satu putaran saja, kata Direktur Konsultan Citra Indonesia (KCI) – LSI Grup, Barkah Pattimahu.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, Barkah Pattimahu berpendapat, kasus kemenangan Yusak Yaluwo yang nota bene klien yang didampinginya selama empat bulan itu merpakan cermin bahwa rakyat saat ini sudah mendapat kebebasan yang makin luas dalam memilih siapa calon yang dikehendakinya.

Sebagai konsultan politik, kata Barkah, pihaknya tentu harus menunaikan tugas dan tanggungjawab profesionalnya dalam memenangkan klien dengan berbagai upaya strateginya. Terlepas apakah klien tersebut berstatus tersangka dan sudah ditahan atau tidak. Namun, semua upaya yang dilakukan konsultan ujungnya akan bermuara pada keinginan mayoritas publik pemilih.

"Nah, kebetulan, sebagai konsultan kami bukan saja memiliki kemampuan menyusun dan merumuskan strategi kemenangan, tapi juga kemampuan dalam memotret peta dukungan melalui 'tracking survey' yang memang sudah teruji secara ilmiah dan akademis. Sehingga, buat kami, kemenangan itu tak terlalu mengagetkan karena melalui survei sebelumnya mayoritas rakyat Buvendigul memang menghendaki Yusak terpilih," Ujar Barkah.

Saat digelar itung cepat (quick count) oleh KCI pada 31 Agustus lalu, menurut Barkah, kemenangan Yusak Yaluwo itu makin terbukti. Dari data yang masuk, hasil quick count menunjukan Yusak Yaluwo-Yesaya Merasi unggul dengan dukugan 42.13 persen, posisi kedua ditempati Xaverius Songmen-Eksan Heremba dengan 33,11 persen, urutan ketiga Simon Siwoya-Paulus Wanggimop dengan 17,67 persen dan terakhir ditempati Marcelino Yamkondo-Eduard Haurissa dengan 7,09 persen.

Barkah menjelaskan, penghitungan cepat dilakukan di 123 TPS, dengan metode multistage random sampling dan margin of error sebesar ± 2 persen. Dari 15 distrik yang ada di Bovendigul, pasangan Yusak Yaluwo-Yesaya Merasi unggul di 10 distrik, sementara pasangan Xaverius Sogmen-Eksan Heremba unggul di 4 distrik dan  satu distrik dimenangkan pasangan Simon Siwoya-Paulus Wanggimop.

Barkah mengakui, kemenangan Yusak Yaluwo memang di luar prediksi banyak pihak, termasuk para elit politik, mengingat Yusak Yaluwo adalah Bupati yang kini berstatus tersangka dan meringkuk dalam tahanan. "Tapi, inilah konsekuensi dari sebuah demokrasi, bahwa publik memang mempunyai kebebasan dalam menilai dan memilih sendiri siapa tokoh yang dianggap pantas," tegasnya.

Ditanya tentang kiat dan strategi KCI dalam memenangkan Yusak, Barkah menjelaskan, salah satunya dengan memanfaatkan dan memaksimalkan modal yang sudah dimiliki kliennya itu, yakni modal popularitas. Sebab, salah satu tahapan penting seseorang dalam memilih calon itu adalah kenal atau setidaknya tahu soal calon tersebut.

"Nah, Yusak ternyata sudah dikenal oleh mayoritas rakyat Bovendigul. Tinggal, bagaimana kita ikut membantu meyakinkan publik bahwa klien yang sudah lebih dikenalnya itu adalah pilihan tepat. Walaupun, hal itu tidak mudah mengingat klien kita sudah berstatus tersangka dan bahkan sudah berada dalam tahanan," ungkapnya.

Adapaun beberapa strategi lain yang dilakukannya, adalah: pertama, strategi pemilihan dan pemanfaatan media komunikasi yang tepat ditengah keterbatasan akses pada daerah pedalaman Papua. Kedua yaitu strategi pilihan tema dan isu kampanye yang sesuai, dan ketiga adalah strategi mobilisasi dukungan sebelum dan saat pemilihan.(*)
(ANT/R009)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010