Jakarta (ANTARA News) - Pernah "nebeng" (menumpang) kendaraan pribadi milik teman, saudara, atau pacar ? jika anda pernah mengalaminya, hal itulah yang sering dilakoni oleh komunitas online bernama www.nebeng.com dalam menjalani keseharian berangkat dan pulang kerja.

Komunitas online ini berdiri sejak 28 September 2005. Saat itu, harga BBM baru saja naik, premium yang tadinya Rp.2400 menjadi Rp.4500. Ongkos angkutan pun membubung dan nebeng makin banyak jadi pertimbangan para penglaju.

"Gagasan awalnya sebenarnya karena pengalaman saya yang setiap hari mengalami kemacetan di jalan tol Jakarta - Merak," kata Rudyanto, pendiri dan penggagas sekaligus moderator laman komunitas Nebeng.com, saat ditemui ANTARA News di Green Festival 2010 kawasan parkit timur Senayan Jakarta.

Rudyanto setiap hari kerja berangkat dari rumah di Lippo Village Karawaci Tangerang dan setiap hari juga sering dihadapkan kemacetan untuk menuju kantornya di kawasan Cawang Jakarta Timur.

Beranjak dari hal itu, dirinya berinisiatif melakukan sesuatu untuk mengurangi kemacetan. Dia mengajak sepupu, pacar dan teman yang ingin berangkat menuju kantor di Jakarta untuk berangkat bersama menggunakan satu kendaraan.

Kegiatan itu lalu ia laporkan dalam sebuah milis bernama nebeng@yahoogroups.com yang menjadi cikal bakal nebeng.com. Tak disangka ternyata banyak orang yang memiliki keluhan yang sama, dan mereka mengapresiasi ide Rudyanto lalu dibentuklah nebeng.com "Baru beberapa bulan dibuat anggotanya sudah mencapai 5.000 pendaftar," kata Rudyanto.

Seiring dengan berjalannya waktu, komunitas nebeng.com semakin lama semakin berkembang hingga puncaknya ketika ada pemberitaan oleh sebuah stasiun televisi swasta mengenai keberadaan komunitas ini. "Websitenya langsung hang karena tingginya jumlah pengguna internet yang mampir," kata Rudyanto.

Pria berusia 36 tahun itu mengungkapkan nebeng jika hanya dilakukan dua atau tiga orang tak ada gunanya. Tetapi, jika dilakukan banyak orang, dampaknya bisa mengurangi kemacetan, menghemat konsumsi BBM, mengurangi polusi, dan menggairahkan perekonomian nasional dari ongkos BBM yang berhasil di hemat.

"Kalau satu mobil bisa mengangkut minimal dua orang saja kita sudah bisa menghemat 50 persen konsumsi BBM karena hitungannya simpel yaitu satu dibagi dua saja," ujar Rudyanto yang punya pengalaman sebagai web developer itu.

Nama Nebeng
Nebeng menurut Rudyanto memiliki filosofi kesepakatan, kerelaan atau bahkan bisa gratis. "Kalau namanya tumpang atau menumpang itu konsep angkutan umum, yang numpang bayar."

Nebeng.com diawal perkembangannya dikerjakan bersama sang pacar yang kini istrinya, Silvia Setia Darmo dan sang mertua, Hary Setia Darmo.

"Awalnya Saya memberi tebengan dari Lippo Village ke Sudirman angkut sepupu dan istri dari situ kemudian saya pasang di nebeng.com," ungkapnya.

Nebeng.com menurut Rudyanto bagai biro jodoh; si pemberi tebengan memberitahukan kesediaannya ke situs nebeng.com sehingga bisa diapresiasi oleh penebeng.

Di dalam website, pemberi tebengan juga melampirkan syarat kepada penebeng tentang hal-hal yang harus dipatuhi. "Misalkan apakah si penenbeng itu harus membayar iuran joki three in one," kata Rudyanto.

Kendaraan yang memberikan tebengan ini juga tidak hanya roda empat tetapi juga sepeda motor. Rudyanto juga mengatakan sekitar 90 persen pendaftar di nebeng.com ini berasal dari Jabodetabek dan sekitar 10 persen berasal dari Bandung dan Surabaya. "Pendaftar nenbeng.com itu tertinggi berasal dari wilayah Pondok Kopi, Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor." tuturnya.

Cita cita
Rudyanto mengharapkan nebeng.com berkembang dengan melibatkan perusahaan sebagai pengguna jasa komunitas tersebut. Dengan cara ini, perusahaan bisa menghemat ongkos. "Misalnya, perusahaan yang memproduksi minuman dengan biaya produksi yang kecil tapi harus melakukan pengantaran produk ke berbagai tempat dengan biaya angkut yang besar," katanya.

Menurut Rudyanto, dirinya sedang mengajukan proposal pengajuan modal ke sebuah bank guna menwujudkan cita citanya dan modal yang dibutuhkan adalah Rp1 miliar.

Kendala untuk mewujudkan hal itu adalah akses Internet yang terbatas untuk melakukan update informasi bagi si penebeng dan pemberi tebengan dan yang kedua adalah dikarenakan dirinya sangat sibuk sebagai wiraswasta.

"Mungkin jika di kantor itu bisa gratis akses internetnya, tetapi jika ditempat lain sangat terbatas aksesnya sehingga masih menyulitkan," paparnya.

Nebeng.com selama ini diakuinya dibiayai sendiri oleh dirinya dari hasil usaha sebagai wirausahawan piranti lunak program bisnis dan akunting. Dia mempekerjakan dua karyawan.

Ia mengharapkan pemerintah menyediakan insentif terhadap kegiatan-kegiatan masyarakat yang mengurangi kemacetan, seperti komunitas nebeng, agar bisa tersosialisasi dan diterima dengan baik di masyarakat.

"Kita memberikan solusi berbagi kendaraan agar orang bisa merasa aman ketimbang menggunakan transportasi umum," tambahnya. Di Amerika Serikat, nebeng merupakan hal lumrah karena beberapa jalan mensyaratkan satu mobil diisi minimal dua orang atau HOV lane (high occupancy vehicle lane). Nebeng di Amerika Serikat biasa disebut "carpooling".

Rudyanto mengutip hasil studi dari IEA (International Energy Agency) menyebutkan bahwa carpooling atau menebeng terbukti mengurangi penggunaan BBM secara cepat dan dalam jumlah besar, tetapi hal itu masih tergantung pada tingkat insentif yang diberikan kepada pemilik kendaraan. Implementasi paling efektif adalah dengan mengharuskan satu jalur jalan yang hanya boleh dilintasi oleh carpooling.

Nebeng.com sampai saat ini memiliki anggota hingga 33 ribu orang pendaftar yang setiap harinya bertambah,selain itu nebeng.com juga memiliki grup di jejaring sosial Facebook yang bernama Komunitasnebeng/www.nebeng.com.
(yud/A038/ART)


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010