Singaraja (ANTARA News) - Perusahaan listrik asal China membangun megaproyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) senilai Rp7 triliun di daerah Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.

Megaproyek yang sempat tertunda hampir dua tahun tersebut akhirnya dilanjutkan, dengan dilakukannya peletakan batu pertama pembangunan PLTU Celukan Bawang oleh Bupati Buleleng Putu Bagiada, Senin.

Acara tersebut antara lain dihadiri Direktur Utama dua perusahaan raksasa China yang digandeng PT General Energy Bali (GEB) untuk pembangunan megaproyek tersebut, yakni Lie Ling Wei dari China Huadian Engineering Corporation Ltd dan Wang Zihao dari China Huadian Development.

Permasalahan listrik di Indonesia, dan khususnya di Bali menjadi alasan utama dibangunnya PLTU yang nantinya memiliki daya 3x142 MW atau tiga kali lipat lebih besar dari PLTU yang sudah lebih dulu hadir di Buleleng, yakni PLTU Pemaron.

Pembangunan PLTU Celukan Bawang sebagai salah satu langkah nyata pemerintah dalam hal ini PT PLN melalui PT GEB. Untuk tahun pertama akan dipasang dengan kapasitas 390 MW yang mana nantinya dapat mencukupi kebutuhan listrik di Bali, ungkap GM PT GEB H. Abdul Jalal.

Dijelaskan Abdul Djalal, pihaknya menjamin Bali tidak akan ada pemadaman lagi setelah PLTU Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng tersebut dioperasikan nanti.

Bahkan dijamin pula bahwa Bandara Internasional Ngurah Rai pun akan terus menerus terang benderang, dan tidak akan terjadi pemadaman listrik seperti di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Dengan kapasitas 426 MW yang kita bangun di Celukan Bawang ini, kami yakin listrik di Bali tidak akan padam. Dan Bandara Internasional Ngurah Rai akan terus terang benderang," kata Abdul Djalal.

Hal ini cukup beralasan karena Bali merupakan kawasan wisata dunia yang harus dijaga bersama. Kata dia, pembangunan PLTU Celukan Bawang dengan daya 3x142 MW atau 426 MW ini sebagai upaya untuk mengatasi krisis listrik yang melanda negeri ini.

Sementara Bupati Buleleng Putu Bagiada mengungkapkan dengan penuh semangat bahwa dengan dibangunnya PLTU ini sebagai bukti bahwa Buleleng bisa membangun proyek prestisius bernilai triliunan rupiah dan suatu kebanggan bagi masyarakat Buleleng karena Buleleng kembali dipercaya sebagai tuan rumah pembangunan yang baik.

"Saya bangga proyek ini bisa dilanjutkan, walaupun sempat tertunda karena krisis moneter yang melanda dunia termasuk kita di Indonesia. Mari kita buktikan kepada Bali bahwa Buleleng bisa membangun proyek besar ini," kata Bupati Bagiada disambut tepuk tangan para hadirin.

Bupati Bagiada menjelaskan, tertundanya pembangunan proyek PLTU ini dikarenakan imbas krisis keuangan yang melanda dunia.

Ia juga melontarkan komitmen Pemkab Buleleng untuk mem-"back up" megaproyek senilai Rp7 triliun agar terealisasi sesuai target yang ditentukan.

"Saya atas nama kepala daerah dan pemkab Buleleng mem-`back up` PLTU ini dan daerah Gerokgak ini merupakan zona industri yang patut kita jaga bersama sama," katanya.

Sedangkan GM China Huadian Engineering Corporation, Ltd, Lie Ling Wei, mengaku bangga bisa membangun proyek prestise itu di Buleleng, terlebih pembangunan PLTU Celukan Bawang merupakan proyek PLTU terbesar yang pernah dibangun CHEC di luar China. (ANT-080/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010