Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa atas nama Pemerintah Republik Indonesia mengutarakan apresiasi terhadap keberhasilan rakyat Mesir dalam menghadapi tantangan politik yang dialaminya selama kurun waktu 18 hari.

Dalam pernyataan tertulisnya, Marty sekaligus menyampaikan posisi pemerintah RI dalam menyikapi perkembangan situasi politik di Mesir setelah turunnya Presiden Hosni Mubarak pada Jumat (11/2) malam.

"Pemerintah RI mengucapkan selamat atas keberhasilan rakyat Mesir dalam mengatasi tantangan politik yang dihadapinya," kata Marty dalam pernyataan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Dalam pernyataan tersebut, Marty juga menyampaikan bahwa RI, yang pernah mengalami masa transisi demokrasi pada tahun 1998, siap membagikan pengalamannya kepada Mesir.

"Sebagai negara yang telah mengalami masa transisi demokrasi, Indonesia siap berbagi pengalaman selama mengalami masa masa tersebut, utamanya dalam melakukan proses reformasi, transisi demokrasi dan transformasi sistem politik," katanya.

Selain membantu Mesir dalam upaya menuju masa transisi yang demokratis, Marty juga menambahkan, bahwa sebagai negara sahabat, RI juga akan bersama-sama dengan Mesir untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.

"Indonesia akan selalu berada di sisi Mesir dalam upaya Mesir menuju transisi yang demokratis serta mewujudkan perdamaian yang langgeng di Timur Tengah," tambahnya.

Pemerintah RI memiliki keyakinan dengan turunnya Presiden Hosni Mubarak akan mengawali jalannya proses transisi yang damai dan inklusif, yang mengikutsertakan seluruh elemen yang ada di negara Ratu Cleopatra tersebut.

Marty juga menyampaikan bahwa Pemerintah RI percaya Mesir akan tetap memainkan peran pentingnya dalam proses perdamaian Timur Tengah.

"Kami juga percaya bahwa tali persahabatan yang selama ini telah terjalin antar kedua negara dapat terus berkembang dan ditingkatkan," tambahnya.

Meskipun harus melalui masa transisi yang berat, RI yakin hal tersebut dapat membawa Mesir menjadi negara yang demokratis, lebih maju dan kuat, katanya.

Ribuan demonstran, Jumat (11/2), kembali memadati Lapangan Tahrir untuk melakukan protes menuntut Presiden Hosni Mubarak untuk turun dari jabatannya sebagai presiden yang telah menjabat selama 30 tahun sejak 1981. Namun, ketegangan para demonstran tersebut berubah menjadi gegap gempita sukacita setelah OmanSulaeman menyampaikan pengunduran diri Presiden Mubarak.

Jalanan di sekitar seketika berubah menjadi penuh sorak sorai dan kembang api, serta bunyi klakson kendaraan dibunyikan untuk menandai berakhirnya masa jabatan Mubarak.

Situasi politik di Negeri Ratu Cleopatara tersebut semakin membaik setelah Presiden Hosni Mubarak menyatakan dirinya bersedia mundur dari jabatannya sebagai presiden melalui pernyataan tertulisnya yang disampaikan oleh Wakil Presiden Oman Sulaeman dalam siaran televisi nasional pada Jumat (11/2) malam.

(KR-FNY/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011