Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada hari Sabtu menyambut ikrar  militer Mesir yang akan melaksanakan masa transisi demokrasi sipil.

Sehari setelah Hosni Mubarak terguling, Obama berbicara dengan para pemimpin di Inggris, Arab Saudi dan Turki, dan "menyambut perubahan bersejarah yang telah dibuat oleh rakyat Mesir, serta menegaskan kembali kekagumannya atas upaya mereka," menurut  pernyataan Gedung Putih.

"Dia juga menyambut baik pengumuman Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (Mesir) yang berkomitmen terhadap transisi sipil demokratis, dan akan menegakkan kewajiban internasional Mesir."

Obama sebelumnya menyatakan, pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak mencerminkan kehendak rakyat Mesir, dan ia mendesak kekuatan militer negara itu menjamin transisi menuju "demokrasi murni".

Obama menyampaikan pernyataan itu setelah Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada militer Mesir sesudah pemberontakan rakyat selama 18 hari. Washington kini menghadapi ketidakpastian dan tantangan besar dalam menghadapi peralihan kekuasaan yang berpotensi menimbulkan pergolakan.

Meski peranan AS dalam pengunduran diri Mubarak tetap tidak jelas, Mohamed Hussein Tantawi, ketua dewan militer yang mengambil alih kendali pemerintahan Jumat, telah berbicara lima kali melalui telefon dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gates selama pemberontakan 18 hari itu, termasuk pada Kamis malam.

Washington mengambil sikap yang sangat halus sejak demonstrasi massal meletus, dengan mendukung aspirasi demokratis pemrotes namun berusaha tidak terang-terangan meninggalkan Mubarak, sekutu lamanya, atau mendorong pergolakan yang bisa meluas ke daerah-daerah lain di kawasan minyak itu.
(H-AK/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011