Biaya pengobatan seluruh pasien kami tanggung seluruhnya hingga sembuh total.
Cirebon (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengunjungi para korban bom bunuh diri yang sedang dirawat di rumah sakit Cirebon, Minggu.

Menkes menumpang helikopeter dan mendarat di Bandara Cakrabuana Penggung Kota Cirebon pukul 11.10 WIB.

Menkes yang didampingi Kapolda Jabar Irjen Polisi Suparni Parto tiba pukul dalam kesempatan itu menyerahkan secara simbolis bantuan untuk para korban. Bantuan diserahkan langsung kepada Direktur RS Pelabuhan Cirebon Hadi Haryono.

"Biaya pengobatan seluruh pasien kami tanggung seluruhnya hingga sembuh total. Biaya pengobatan ini sumber dananya berasal dari DIPA APBN yang dialokasikan untuk bencana alam," katanya.

Kedatangannya ke Cirebon, kata dia, juga untuk melihat perkembangan terkini kondisi kesehatan para pasien korban ledakan bom di Mapolres Cirebon Kota.

Menurutnya, setelah mendapat laporan mengenai pemboman di Markas Polres Cirebon, pada hari itu juga pihaknya langsung mengirim Dirjen Bina Upaya Kesehatan, dr. Subiantoro untuk melihat situasi di lapangan pada saat itu.

"Setelah kami mendapat laporan, pada hari itu juga kami langsung meminta Dirjen Upaya Kesehatan untuk menuju lokasi kejadian dan pada malam harinya kami sudah mendapat laporan mengenai kondisi korban pada saat itu." katanya.

Saat ini ada sepuluh pasien yang masih di rawat di RS Pelabuhan, satu orang di RS Gunung Jati satu di RS Waled, satu di RS Pertamina Cirebon, satu di RS Pertamina Pusat dan satu di Kramat Jati, kata Menskes.

Salah seorang pasien dipindahkan ke RSUD Waled karena di rumah sakit itu memiliki memilik peralatan yang lebih canggih untuk mengangkat benda asing yang masih bersarang di tubuh korban," ujarnya.

Selain itu, kata Endang masih ada sejumlah pasien lainnya yang masih akan dirujuk ke sejumlah rumah sakit lainnya karena rumah sakit setempat tidak memiliki fasilitas yang memadai.

Menurut dia, ada pasien yang terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit lain karena tidak bisa ditangani di Rumah Sakit Peluhan.

"Contohnya karena masih adanya benda asing yang belum diangkat karena letaknya di dekat pembuluh darah besar sehingga harus di bawa ke rumah sakit yang ada bedah vaskulernya, namun kami masih belum mengetahui apakah akan dibawa ke rumah sakit di Bandung atau di Jakarta," jelas Endang.

Pasien lainnya yang akan dirujuk adalah pasien atas nama Suratmoko yang saat ini dirawat di ruang VIP A kamar 1. "Saat ini masih ada empat pasien yang proses operasinya belum selesai, termasuk pasien di RS Gunungjati yang terkena di bagian mata. Dokter yang menangani sendiri belum bisa menilai karena masih terjadi pendarahan," kata Endang.

Sementara itu, mengenai kondisi pasien di atas nama Suratmoko yang saat ini masih dirawat di RS Gunung Jati, Direktur RS Gunung Jati, dr. Heru menjelaskan jika pihaknya saat ini masih melakukan observasi satu hingga dua hari ke depan karena masih terjadi pendarahan di bagian mata.

"Saat ini kami sedang berupaya untuk menghentikan terlebih dahulu pendarahan di bagian mata setelah itu kami akan melakukan langkah-langkah selanjutnya," kata Heru.

Menurut Heru, saat pertama kali masuk rumah sakit, korban mengalami pendarahan yang hebat. Korban diduga terkena benda tumpul seperti paku atau baut. "Hingga saat ini mata sebelah kiri korban yang terkena serpihan bom memang masih belum ada rangsangan dan belum bisa melihat," ujar Heru.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011