Jakarta (ANTARA News) - Petinju Indonesia Mohammad Rahman mengaku masih tidak percaya dirinya saat ini telah menjadi juara dunia tinju kelas terbang mini (47,6 kg) setelah mengalahkan juara bertahan asal Thailand, Kwanthai Sithmorseng di Thailand pada Selasa (19/4).

"Kami berangkat tanpa target. Tapi hasilnya luar biasa. Terus terang saya tidak percaya jika telah jadi juara dunia," katanya setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten, Rabu.

Petinju kelahiran Merauke 39 tahun yang lalu itu berhak menyandang gelar juara dunia kelas terbang mini versi Wolrd Boxing Association (WBA) yang sebelumnya dipegang oleh Kwanthai Sithmorseng.

Juara dunia petinju yang saat ini menetap di Blitar Jawa Timur itu merupakan yang kedua. Sebelumnya pada tahun 2004 telah menjadi juara dunia versi IBF di kelas yang sama.

Yang membuat gelar juara dunia saat istimewa adalah direbut oleh petinju yang umurnya hampir mencapai 40 tahun. Apalagi gelar juara ini diraih setelah petinju ini tidak lagi terdengar kiprahnya di jagat tinju nasional dan internasional.

Ditanya kunci kemangan yang diraih, M. Rahman mengaku tidak mempunyai kunci khusus. Yang membuat dirinya mampu mengalahkan lawan adalah bermain dengan disiplin dan memanfaatkan kelemahan lawan.

"Saya sempat dipukul jatuh di ronde-ronde awal. Tapi saya bisa bertahan dan berhasil memukul KO pada ronde sembilan," katanya menjelaskan.

Petinju yang saat ini memiliki usaha sebagai kontraktor dan akan genap berumur 40 tahun pada 23 Desember itu berharap kemenangan yang diraih ini dijadikan motivasi bagi semua petinju jika umur tidak menghalangi untuk berprestasi.

Sementara itu Menpora Andi Mallarangeng mengaku bangga dengan raihan prestasi oleh petinju yang memiliki nama lengkap Mohammad Rahman Sawaludin bin Suhaimat itu.

"Ini adalah prestasi luar biasa. Dengan kemenangan ini Indonesia mempunyai dua juara dunia. Sebelumnya Chris Jhon mampu mempertahankan gelarnya," katanya di sela penyambutan M. Rahman.

Menurut dia, prestasi yang diraih M. Rahman layak dimasukkan Museum Rekor Indonesia (MURI) karena mampu merebut juara dunia di usia hampir 40 tahun.

Pernyataan sama diucapkan promotor tinju Raja Sapta Oktohari. Menurut dia, yang harus dipikirkan selain memberikan penghargaan adalah bagaiman untuk mempertahankan gelar yang saat ini disandang oleh M. Rahman.

"Kami akan membantu dalam membicarakan langkah berikutnya salah sataunya dengan menghubungi promotor Thailand yang saat ini menangani M. Rahman," katanya.

Selama kurang lebih 10 tahun berkecimpung dalam dunia tinju profesional petinju dengan nama lengkap Mohammad Rahman Sawaludin bin Suhaimat itu telah bertanding sebanyak 64 kali yang terdiri 33 kali menang KO/TKO, 10 kali kalah, lima kali kalah dan 16 kali menang angka.(*)

(T.B016/I015)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011