Mangupura (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti "pulau sampah" di lautan yang setiap akhir-awal tahun terbawa arus dan angin musim barat hingga terdampar di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

"Peneliti LIPI itu kini sedang bekerja untuk mengetahui kekuatan arus air dan kecepatan serta arah angin yang menggerakkan `pulau sampah` itu hingga selalu menyerbu dan terdampar di kawasan Pantai-Kuta," kata Bupati Badung AA Gde Agung di pusat pemerintahan Mangupraja Mandala di Mangupura, Sempidi, Kamis.

Dalam wawancara khusus dengan ANTARA, dia menyebutkan bahwa selama ini telah berlangsung fenomena koloni sampah dari berbagai penjuru, di antaranya diduga berasal dari arah Pulau Jawa dan Kalimantan, hingga membentuk semacam pulau di tengah laut.

Berdasarkan penelitian selama ini, katanya, "pulau sampah" yang tidak hanya berupa kumpulan sampah plastik dan lainnya, tetapi juga kayu gelondongan dan batang kepala itu, setiap musim angin barat, Desember-April, selalu terbawa arus dan angin hingga terdampar di Pantai Kuta.

Karena itu, dua orang peneliti dari LIPI, yakni seorang profesor dan seorang doktor, melakukan penelitian guna mengetahui kekuatan arus air dan kecepatan angin yang bisa mendorong "pulau sampah" tersebut hingga terdampar di kawasan Pantai Kuta, kata Gde Agung.

Menurut Bupati Gde Agung, setelah peneliti LIPI tersebut mengetahui kekuatan arus dan kecepatan serta arah angin, nantinya akan mencoba rekayasa teknologi yang memungkinkan untuk membelokkan arah gerakan "pulau sampah" tersebut.

"Ini merupakan salah satu upaya yang diharapkan bisa mendukung upaya mengurangi beban kiriman sampah dari laut yang belakangan ini setiap harinya mencapai sekitar 100 truk. Mudah-mudahan bisa ditemukan teknologi yang dapat mengarahkan gerakan `pulau sampah` tersebut," ujar Gde Agung.(*)

T007/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011