Kolombo (ANTARA News) - Polisi Maladewa hari Minggu menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan protes aktivis oposisi yang menuntut pengunduran diri Presiden Mohammed Nasheed karena memburuknya ekonomi negara pulau itu.

Juru bicara oposisi Mohammed Shareef mengatakan, puluhan orang terluka dalam bentrokan pagi hari yang meletus setelah massa berkumpul di Male, ibu kota Maladewa, pada Sabtu.

"Demonstrasi itu ditumpas secara brutal," kata Shareef kepada AFP melalui telefon.

"Sedikitnya 30 pendukung kami ditangkap, termasuk dua anggota parlemen, dan puluhan pendukung wanita," tambahnya.

Juru bicara kepolisian Ahmed Shiyam mengatakan, aparat keamanan menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membela diri setelah diserang ketika berusaha membubarkan protes.

Pemerintah menuduh pemrotes merusak pertokoan dan melemparkan batu ke polisi.

"Kegiatan politik damai, seperti hak untuk melakukan protes, merupakan tindakan sah dan disambut baik dalam demokrasi baru Maladewa. Namun tidak ada maaf bagi aksi kekerasan yang tidak perlu di jalan," kata sekretaris pers Nasheed, Mohamed Zuhair.

Nasheed terpilih sebagai presiden dalam pemilihan umum multi partai pertama Maladewa pada 2008, yang mengakhiri 30 tahun kekuasaan satu partai Maumoon Abdul Gayoom, namun negara itu kini berusaha mengatasi lonjakan harga pangan dan pengangguran.

Gerakan oposisi dipimpin oleh Partai Dhivehi Raiyyithunge kubu Gayoom, yang menuduh pemerintah menghambur-hamburkan dana dan salah mengelola keuangan.

Maladewa, sebuah negara dengan 1.200 pulau yang tersebar di Lautan India, terkenal sebagai tempat tujuan liburan yang mewah, namun banyak dari penduduknya yang berjumlah 330.000 orang hidup dalam kemiskinan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011