Banda Aceh (ANTARA News) - Polisi terus menyelidiki percobaan pembunuhan terhadap Bupati Bener Meriah, Provinsi Aceh, Tagore AB.

Orang tidak dikenal diduga bersenjata laras panjang telah memberondong mobil yang dikendarai Bupati Bener Meriah, Tagore AB, pada Rabu malam (1/6).

"Hingga saat ini kita masih melakukan penyelidikan dengan mencari bukti proyektil peluru di mobil bupati pascapenembakan," kata Kapolres Bener Meriah AKBP Drs Hari Apriyono di Redelong, Kamis.

Mobil Tagore AB ditembaki orang tak dikenal di Desa Uning Bersah, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, ketika dalam perjalanan pulang dari Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, sekitar pukul 21.30 WIB Rabu.

Kapolres menyatakan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi, termasuk keterangan dan Bupati Tagore yang selamat dari penembakan tersebut.

Dikatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan siapa pelakunya.

Pasca insiden pemberondongan terhadap mobil Bupati Bener Meriah, jajaran Polres Bener Meriah telah bekerja sama dengan Polres Kabupaten Bireuen melakukan sweeping di lintasan jalan Takengon-Biruen karena diduga kuat, pelaku melarikan diri ke arah kabupaten tetangga.

"Jadi polisi belum bisa menyimpulkan atau mengetahui siapa pelaku, jenis senjata yang digunakan pelaku. Saat ini, kita masih insentif melakukan olah TKP dan melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Apriyono.

Tagore mengatakan mobil pribadinya dengan nomor polisi BL 1 YA dihadang dua unit mobil Avanza berwarna gelap dan langsung menghujani dengan peluru, tiga butir peluru menembus kaca mobil sebelah kiri dan dua peluru mengenai bamper sebelah kiri.

Tagore juga menjelaskan jarak tembak hanya sekitar lima meter. Beruntung orang nomor satu di Kabupaten Bener Meriah selamat dan tidak mendapatkan cidera sedikit pun.

Terkait kepemilikan senjata ilegal yang masih ada di tangan oknum masyarakat, Kapolres mengatakan Polres Bener Meriah telah menerima 22 pucuk senjata yang terdiri dari 21 senjata rakitan dan satu pucuk senjata standar.

"Kita terus mengimbau kepada masyarakat yang masih menyimpan senjata ilegal agar menyerahkan kepada aparat keamanan," kata Apriyono.

(KR-IRW/H011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011