Kudus (ANTARA News) - Sebanyak 30 siswa dari Pasir Ris Secondary School Singapura yang berkunjung ke SMP 2 Kudus, kemarin, belajar sejumlah kebudayaan khas Jawa Tengah, termasuk belajar membuat batik tulis.

Kedatangan puluhan siswa bersama empat guru pendamping tersebut ke SMP 2 Kudus, dalam rangka pertukaran pelajar, mengingat perwakilan siswa dan guru pendamping dari SMP 2 Kudus juga berkunjung ke Pasir Ris Secondary School Singapura hingga dua kali.

Puluhan siswa asal Singapura tersebut, tampak antusias belajar membatik, khususnya batik tulis khas Kudus meskipun kesulitan dalam menggoreskan canting di atas kain dengan menggunakan lilin yang dipanaskan di atas kompor berbahan bakar minyak tanah.

Setiap kelompok siswa asal luar negeri tersebut, didampingi beberapa siswa SMP 2 Kudus yang sebelumnya mendapat pelatihan membatik, termasuk salah seorang ahli batik tulis khas Kudus yang juga pemilik Galeri Muria Batik Kudus, Yuli Astuti.

Salah seorang siswa asal Singapura, Ira Wayuni mengaku, baru pertama mengenal batik, termasuk baru pertama memegang alat membatik berupa canting.

"Cukup sulit, karena baru mengetahui cara membuatnya dan butuh kesabaran dan keahlian. Tetapi, saya cukup senang karena pengalaman seperti ini tidak bisa ditemui di Singapura," ujarnya menggunakan bahasa melayu Singapura.

Selain itu, kata dia, informasi yang diperoleh seputar batik juga menjadi sesuatu yang berharga, karena cukup lengkap.

Usai membatik mereka belajar tari khas kudus, yakni tari kretek.

Saat memperagakan tarian daerah tersebut, para siswa diajarkan melemaskan jari jemari terlebih dahulu supaya terlihat lentik saat membawakan tari kretek.

Selain itu, mereka juga diperlihatkan pertunjukan wayang kulit yang dimainkan oleh salah seorang siswa SMP 2 Kudus, sambil belajar memainkan alat karawitan seperti saron, gong, serta gamelan.

Kepala SMP 2 Kudus, Muhammad Taufiq berharap, kegiatan tersebut bisa menumbuhkan kepercayaan dirib para siswa, khususnya dalam mempertahankan budaya sendiri yang beraneka ragam.

"Sebelumnya, beberapa siswa dari SMP 2 Kudus juga berkunjung ke Singapura melalui dua tahap," ujarnya.

Pada tahap pertama, katanya, terdapat 15 siswa dan enam guru pembimbing, sedangkan tahap kedua empat siswa dan dua guru pembimbing. (*)

(U.KR-AN/S006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011