Kami tidak menyangka jika istri saya akan melahirkan bayi kembar empat, karena selama hamil dia tidak memeriksakan kandungannya ke bidan.
Brebes (ANTARA News) - Seorang ibu warga Dukuh Wringin, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melahirkan empat bayi kembar secara normal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Asih Brebes, bahkan kondisi ibu serta keempat anaknya selamat dan sehat.

Menurut bidan pelaksana ruang kebidanan dan perinatologi RSUD Bhakti Asih Brebes, Juni Lusi Jayanti, keempat bayi perempuan yang dilahirkan Karsewi (32) masing-masing mempunyai berat badan 1.100 gram dengan panjang 34 cm, 1050 gram panjang 33 cm, 1.150 panjang 1.000 panjang 36 cm.

Lusi mengatakan, berat badan ibu bayi saat mengandung tidak sempat ditimbang, karena Kamis pukul 14.34 WIB, Karsewi masuk ruang bersalin sudah pada bukaan penuh, dan proses kelahiran yang dibantu oleh dr Arie Indrianto juga tidak mengalami kendala sehingga keempat bayi lahir secara normal tanpa operasi saesar ataupun mendapat jahitan.

"Bayi pertama lahir pada pukul 15.45, bayi kedua 16.15, bayi ketiga 16.20, sedangkan bayi keempat 16.25, semuanya lahir dalam kondisi sehat," katanya.

"Hingga saat ini ibu bayi dan keempat putri kembarnya dalam kondisi stabil, hanya tekanan darah ibu bayi kurang normal sehingga perlu tranfusi dan istirahat yang cukup agar kondisinya cepat pulih kembali," katanya.

Sementara itu, kedua orangtua empat bayi kembar mengaku senang atas kelahiran putri-putri mereka dengan selamat.

"Kami tidak menyangka jika istri saya akan melahirkan bayi kembar empat, karena selama hamil dia tidak memeriksakan kandungannya ke bidan. Selain itu dia juga tidak pernah mengeluh ada kelainan atau sakit pada kandungannya, terkadang hanya mengeluh pegel atau pusing seperti ibu hamil pada umumnya," kata Sudirso, ayah bayi kembar.

Ia mengatakan, selama mengandung anak keempat tersebut, Darsem tetap melakukan aktifitasnya sehari-hari yakni berjualan rujak.

Bahkan hingga satu hari sebelum melahirkan, Darsem masih tetap sibuk pergi ke pasar mengendarai sepeda motor kemudian memasak dan berjualan rujak di rumah.

Kedua orangtua bayi kembar tersebut akan merawat keempat putri mereka sendiri, meskipun ada orang yang ingin mengambil untuk merawat salah satu atau dua dari keempat putri kembarnya, mereka mengaku masih keberatan.

"Anak pertama kami kembar dua semuanya laki-laki, kemudian anak kedua dan ketiga juga laki-laki, sehingga kami menginginkan anak perempuan," katanya.

Sementara itu, untuk semua biaya persalinan menggunakan kartu Jamkesmas, karena keluarga ini masuk daftar keluarga miskin, ayah bayi kembar yang bekerja sebagai buruh tani tidak mampu untuk menanggung biaya persalinan.

(ANT.281)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011