Jakarta (ANTARA News) - Pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terlihat aktif memburu saham-saham lapis dua dan tiga yang perkirakan masih dapat bergerak naik, sedangkan saham lapis pertama harganya sudah cukup tinggi.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, pada Kamis siang mengatakan bahwa saham-saham lapis dua dan tiga baik dari sektor konsumen maupun pertambangan menjadi saham primadona yang diburu pelaku pasar, terutama asing.

Saham-saham tersebut, seperti Japfa, Adaro, Indo Tambang Mega, United Tractor, Gajah Tunggal dan perbankan, katanya.

Menurut Rully Nova, pelaku pasar masih akan terus memburu saham-saham tersebut, karena peluang untuk kembali naik masih cukup besar,

Pembelian saham oleh pelaku asing itu berkaitan dengan Bank Sentral China yang telah menaikkan suku bunga pinjaman 25 basis poin dari 6,31 persen menjadi 6,56 persen dan bunga simpanan dari 3,25 persen menjadi 3,5 persen, katanya.

Rully mengatakan, pasar saham Indonesia masih positif, karena itu investor asing lebih fokus ke pasar Asia khususnya Indonesia yang memberikan keuntungan lebih baik.

"Kami optimis indeks harga saham gabungan akan kembali mendekati level 4.000 poin, meski saat ini masih berada pada level 3.940 poin," ucapnya.

Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan, secara terpisah memperkirakan bahwa peluang indeks untuk mencapai angka 4.000 sangat besar, bahkan akan dapat berada dalam kisaran antara 4.300 sampai 4.400 poin.

Lantaran investasi asing yang masuk ke pasar domestik bukan hanya di pasar uang, maka instrumen Bank Indonesia maupun obligasi, namun investasi itu sudah masuk ke sektor infrastruktur, ucap Ifan .

Oleh karena itu, menurut dia, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi penanaman modal asing pada semester pertama 2011 meningkat 12 persen, karena pelaku asing lebih optimis melakukan investasi di Indonesia ketimbang di Vietnam yang laju inflasinya mencapai 11 persen.

Indonesia akan banyak diminati pelaku asing apabila pemerintah juga mempersiapkan infrastruktur yang lebih baik, ucapnya.
(T.H-CS/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011