Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat mempunyai hak untuk menyarankan kepada Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono untuk menindak kader PD yang nakal, saling serang, saling tuding sehingga berakibat buruk pada partai.

Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie kepada ANTARA News, terkait pesan pendek (SMS) yang dikirimkannya kepada SBY dari Rusia.

"Itu mekanisme partai. Tindakan itu (SMS) bukan untuk mendegradasi kepengurusan DPP PD di bawah Anas Urbaningrum, tapi justru diperkuat dengan tindakan tegas Ketua Wanbin selaku Ketua DK untuk menindak siapapun yang melanggar perintah atau instruksi DPP PD agar tidak ada perang tanding atau saling serang antara kader PD di media massa, padahal sudah dilarang oleh DPP PD. Kalau dibiarkan, PD akan menjadi tontonan yang tida baik di mata publik," kata Marzuki, Jakarta, Sabtu.

SMS tersebut, ujar Marzuki, tak hanya kepada Ketua Dewan Pembina, tapi juga dikirim ke anggota Dewan Pembina PD lainnya.

"Saya kirim SMS ke Ketua Dewan Pembina dan tembusannya kepada anggota Dewan Pembina lain. Jelas dan  terukur, tidak ditutupi. Anehnya urusan internal bisa beredar ke luar," kata Marzuki.

Ketua DPR RI itu kembali menegaskan, tidak ada Kongres Luar Biasa (KLB) sebagaimana yang disebut-sebutkan akan menjadi salah satu wacana dalam Rapat Koordinasi Nasional PD pekan depan.

"Penjelasan saya sangat terang, tidak ada alasan untuk KLB, apalagi hanya karena celotehan mantan Bendahara Umum PD Nazaruddin yang diragukan kebenarannya," kata Marzuki.

Mantan Sekretaris Jenderal PD itu juga menyebutkan, pihak luar dengan tegas diminta jangan ikut campur dalam persoalan PD, apalagi pengamat yang tidak tahu duduk persoalan yang sedang terjadi di internal Partai Demokrat.

"Kalau ada yang berpendapat dengan pikirannya masing-masing (pihak luar), saya tegaskan ini urusan internal PD, jangan mencampuri. Apalagi memprovokasi, mengadu domba," tandas Marzuki.(*)
(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011