Saya mempertimbangkan diri saya sebagai futurologis paruh waktu....
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan minatnya untuk menjadi seorang futurolog atau ahli yang memprediksi trend masa depan setelah pensiun dari jabatan kepala negara dan pemerintahan.

Dalam pengantarnya ketika menerima peserta International Conference on Futurology di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, Presiden SBY mengatakan ia mempertimbangkan dirinya sebagai seorang futurolog paruh waktu karena menghabiskan banyak waktu untuk menyusun rencana strategis dan memperkirakan apa yang terjadi pada masa depan.

"Saya mempertimbangkan diri saya sebagai futurologis paruh waktu karena saya banyak menghabiskan waktu mencoba untuk merencanakan, menyusun strategi dengan memperkirakan apa yang akan terjadi pada minggu, tahun, dan dekade mendatang," tuturnya.

Ketika pensiun nanti, lanjut Presiden dengan diselingi tawa, bisa jadi ia bergabung dengan para futurolog dan bahkan membentuk klub futurolog di Indonesia.

Peserta konferensi internasional futurolog yang diterima oleh Presiden antara lain Donald K Emmerson, Thomas Fingar, George Friedman, James Canton, Robert D Kaplan, Roger Beachy, dan Zubaid Ahmad.

Konferensi internasional futurolog yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia diselenggarakan di Hotel Shangrila, Jakarta, pada Kamis 28 Juli 2011 atas kerjasama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat.

Konferensi bertema "How the World will Change in the Next 30 Years: World Experts Talk about Global Trends and Force that will Sweep the 21st Century" itu merupakan ajang pertemuan para ahli yang mengkaji trend serta masa depan dunia.

Kepada para futurolog peserta konferensi internasional itu, Presiden mengucapkan terima kasih atas partisipasi mereka sehingga publik Indonesia dapat mengetahui hasil kerja, penelitian, serta kemajuan ilmu mereka.

Menurut Kepala negara, pekerjaan dan penelitian para futurolog amat relevan bagi Indonesia yang masih menghadapi proses transformasi besar melalui reformasi, demokratisasi, pembangunan, dan desentralisasi.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Kepala BKPM Gita Wirjawan, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II itu, Presiden SBY mendengarkan paparan dari para futurolog tentang trend masa depan Indonesia dan dunia.

"Kami sangat menanti untuk mendengar perspektif kalian yang beragam agar saya bisa mengerti lebih baik tentang bagaimana cara strategis untuk mencapai tujuan nasional kami," ujarnya.

Kepada para peserta konferensi itu, Presiden SBY pun menyampaikan visi Indonesia pada 2030 yaitu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan setara, demokrasi yang stabil, dan peradaban yang berkembang.
(D013)



Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011