Bisa ditunda agar lebih berkualitas
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, dipaksakan karena durasi pengerjaan selama 54 hari.

"Saya menyesalkan kenapa mesti dipaksakan. Bisa ditunda agar lebih berkualitas," kata Gilbert di Jakarta, Kamis.

Politikus PDI Perjuangan itu juga mengkritik penggunaan bambu yang digunakan sebagai lapisan bawah pembangunan lintasan balap mobil listrik Formula E Jakarta.

"Setelah membabat (pohon) Monas, sekarang menggunakan kayu dan bambu untuk Formula E. Yang mengatakan 'green racing', itu sebuah pembohongan publik yang harus menjadi catatan serius," ucap Gilbert.

Sebelumnya, Penanggung jawab pembangunan sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo di Ancol, Jakarta, Rabu (23/2) menjelaskan material bambu digunakan untuk melapisi bawah lintasan karena tahan terhadap air.

Baca juga: Jakpro optimistis sirkuit Formula E rampung paling lambat awal April

Bambu digunakan mengingat dari lima zona konstruksi, zona lima sepanjang satu kilometer merupakan tanah lunak sehingga tergolong sulit dikerjakan.

Di sisi lain, kontraktor harus mengejar waktu mengingat balapan akan diadakan pada 4 Juni 2022 atau 99 hari lagi.

Dia menambahkan sekitar 40 persen konstruksi sirkuit konsentrasinya berada di zona lima itu.

"Jadi, zona lima ini paling sulit dan paling menguras energi dan konsentrasi," ucapnya.

Adapun realisasi pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara sudah mencapai 28,50 persen hingga Rabu (23/2).

Baca juga: Realisasi pembangunan sirkuit Formula E Jakarta capai 28,5 persen

Pengerjaan sirkuit Formula E Jakarta itu saat ini sudah memasuki hari ke-22 dari target sesuai kontrak kerja mencapai 54 hari yang dikerjakan mulai 3 Februari 2022.

Sirkuit tersebut berbentuk kuda lumping dengan panjang lintasan 2,4 kilometer.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022