Santo Domingo (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan pada Rabu bahwa Dewan Keamanan PBB gagal atas tanggung jawabnya untuk tidak meloloskan resolusi tentang Suriah.

Dia juga mengatakan bahwa Rusia dan China harus menjelaskan veto mereka kepada rakyat Suriah, lapor Reuters.

"Kami percaya bahwa Dewan Keamanan gagal untuk melaksanakan tanggung jawabnya kemarin," kata Ny. Clinton dalam konferensi pers di Republik Dominika, tempat dia melakukan kunjungan resmi.

"Negara-negara yang memilih untuk memveto resolusi hendaknya memberikan penjelasan mereka kepada orang-orang Suriah," kata Ny. Clinton menambahkan.

Rusia dan China Selasa bergabung untuk memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang Eropa dan memberikan isyarat bahwa negara itu (Suriah) dapat menghadapi sanksi jika mereka meneruskan tindakan kerasnya pada para pemrotes.

Resolusi itu mendapat sembilan suara mendukung dan empat abstein dari Brazil, India, Libanon dan Afrika Selatan. Hanya Rusia dan China yang menyampaikan suara menentang resolusi yang dirancang oleh Prancis bekerja sama dengan Inggris, Jerman dan Portugal itu.

Amerika Serikat menyampaikan "kemarahan" atas kegagalan Dewan Keamanan PBB, untuk mensahkan resolusi mengenai Suriah itu, dan duta besarnya meninggalkan ruang pertemuan sebagai protes terhadap pidato oleh utusan Suriah.

Duta Besar AS Susan Rice menuntut "sanksi tertuju dan keras" dari masyarakat internasional terhadap Presiden Suriah Bashar Al-Assad sehubungan dengan "penindasan" mematikannya terhadap para penentangnya.

Rice memimpin aksi meninggalkan ruang pertemuan saat duta besar Suriah melontarkan semburan kata-kata yang mengecam negara Barat dalam pidato di Dewan Keamanan beranggotakan 15 negara tersebut, lapor AFP.

Duta Besar Inggris Mark Lyall Grant juga meninggalkan ruang pertemuan sebagai protes.

China mengatakan resolusi Dewan Keamanan PBB yang divetonya, mengancam akan melakukan tindakan terhadap Suriah atas perlakuan kerasnya pada para pemrotes, itu merupakan tekanan "membabibuta" terhadap negara tersebut dan tidak akan membantu memecahkan masalah.

Pernyataan itu diungkapkan setelah Rusia dan China menghambat resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan dilakukan "tindakan-tindakan yang ditargetkan" jika Presiden Suriah Bashar Al-Assad meneruskan tindakan kerasnya, yang menurut PBB telah menewaskan 2.700 orang.

"Beberapa negara mengajukan satu rancangan resolusi untuk memberlakukan tekanan yang membabibuta dan mengancam sanksi-sanksi terhadap Suriah. Ini tidak akan membantu meredakan situasi," kata juru bicara kementerian luar negeri China Ma Zhaoxu dalam satu pernyataan.

Veto itu membuat marah negara-negara Eropa yang mengusulkan resolusi itu, dan Amerika Serikat mengatakan Dewan Keamanan "gagal total menangani satu tantangan moral yang mendesak". (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011