Sirte, Libya (ANTARA News/AFP) - Mantan orang kuat Muamar Gaddafi menyerukan rakyat Libya melakukan unjuk rasa menentang penguasa-penguasa baru negara itu, sementara pasukannya melancarkan serangan balasan di kampung halamannya Sirte.

Pernyataan Gaddafi itu diucapkan dalam satu pesan audio yang disiarkan Kamis di televisi Arrai yang berpangkalan di Suriah, muncul saat Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta sedang melakukan perundingan-perundingan di Napoli dengan para perwira NATO mengenai masa depan serangan udara di Libya.

"Saya menyerukan rakyat Libya, pria dan wanita datang ke taman-taman dan jalan-jalan di seluruh kota dalam jumlah jutaan orang" untuk menolak Dewan Transisi Nasional (NTC), kata Gaddafi.

"Saya mengatakan kepada mereka, jangan takut pada siapapun. Anda adalah rakyat , anda memiliki tanah ini," kata Gaddafi, yang keberadaannya tidak diketahui tetapi kemungkinan besar masih di Libya.

"Berusahalah agar suara anda didengar para kaki tangan NATO itu," katanya, mengacu pada rezim baru Dewan Transisi Nasional (NTC).

Pesannya itu muncul saat pertempuran berkecamuk di Sirte, kampung halamannya di daerah pantai Mediterania, tempat para pendukungnya berusaha melepaskan kepungan tiga minggu atas kota itu oleh para petempur NTC.

Pertempuran di front timur laut Sirte Kamis pagi setelah pasukan Gaddafi bergerak maju di dalam situasi yang gelap, kata para petempur NTC.

"Ada banyak gerak maju selama Kamis malam: para penembak jitu bergerak di Sirte dan Bani Walid, satu kota gurun 170km tenggara Tripoli, adalah pangkalan besar terakhir Gaddafi melawan NTC, yang telah menguasai sebagian besar negara kaya minyak itu setelah orang kuat itu digulingkan Agustus lalu.

Pada Kamis siang, para petempur NTC menghentikan serangan pasukan Gaddafi dan maju dengan berjalan kaki di antara gedung-gedung, dalam menghadapi serangan roket dan penembak jitu.

Sementara itu, pasukan tambahan NTC dikirim ke Bani Walid yang melakukan serangan lainnya terhadap psukan Gaddafi yang mempertahankan dengan gigih daerah itu.

Mussa Ali Yunes, komandan Brigade Jado mengatakan "kami sedang menuju front selatan Bani Walid," berbicara tentang satu kelompok 1.000 orang dan ratusan kendaraan.

Ia mengatakan usaha-usaha sedang dilakukan untuk menyakinkan 10 persen penduduk yang masih berada di ibu kota itu agar meninggalkan kota itu sebelum seragan baru dilakukan setelah sebulan pengepungan.

"Serangan itu mungkin dilakukan dalam dua hari tetapi itu tergantung pada situasi."

"Banyak senjata di Bani Walid, senjata berteknologi tinggi, sangat muthakir berasal dari Rusia," katanya.

"Kami memerlukan senjata-senjata yang lebih canggih tetapi juga informasi intelijen mengenai di dalam kota itu terutama tentang jumlah rudal yang dimiliki.

"Sekitar 2.000 petempur dikerahkan di front utara , tetapi mereka hanya senjata ringan sekarang, karena senjata berat berada di Sirte."

Yunes mengatakan putra Gaddafi "Seif al Islam berada di Bani Walid dan kemungkinan juga Gaddafi, tetapi ada keraguan tentang itu. Ada banyak pendukung Gaddafi di Bani Walid, lebih banyak dari pada di Sirte.

Pada Selasa, seorang komandan NTC mengatakan Seif al Islam sedang menuju garis pertahanan akhir di daerah yang terkepung itu.

Seif al Islam , ayahnya dan kepala intelijen Gaddadi, Adullah al Senussi jadi saran penangkapan Pengadilan Kejahatan Internasional karena dituduh terlibat kejahatan perang bagi pembununan dan penyiksaan dalam pemberontakan berdarah itu.

Di tengah-tengah keluhan bahwa serangan-serangan udara NATO telah menghancurkan rumah-rumah dan menewaskan penduduk di Sirte, Panetta tiba di komandao sekutu di Napoli untu bertemu dengan para perwira yang mengawasi serangan udara itu.

Pemeimpin Pentagon itu dalam satu jumpa wartawan mengatakan bahwa sekutu-sekutu NATO sedang mempertimbangkan kapan menghentikan serangan udara dan itu tergantung sebagian pada kekuatan pasukan lokal di lapangan, yang mengepung pasukan Gaddafi.

Ia mengatakan para menteri pertahanan NATO mencapai satu konsensus mengenai syarat-syarat bagi diakhirinya serangan enam bulan di Libya itu, berikrar akan tetap membom sampai pasukan Gaddafi menghentikan serangan mereka terhadap penduduk sipil dan penguasa baru negara itu untuk menjamin keamanan di seluruh negara itu.

(Uu.H-RN/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011