Pangkalpinang (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali membuka Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) atau Al-Muktamar al Sanawi lid Dirasat al Islamiyyah ke-11 tahun 2011 di Pangkalpinang Minggu malam yang dihadiri ribuan peserta.

Konferensi yang berlangsung 10 sampai 13 Oktober tersebut mengangkat tema Merangkai Mozaik Islam Dalam Ruang Publik untuk Membangun Karakter bangsa. Kegiatan tahunan tersebut bertujuan antara lain untuk mengetahui perkembangan hasil kajian, riset dan pemikiran keislaman dengan berbagai dimensi yang berkembang di tanah air.

Kegiatan ini juga melibatkan Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Agama, Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi III DPR RI, anggota DPD RI, MUI para Dubes negara sahabat, dan tokoh masyarakat.

Pembukaan konferensi ditandai dengan pemukulan bedug.

Sebelumnya Prof. Muhammad Ali, Dirjen Pendidikan Islam, dalam sambutannya menyebutkan bahwa dewasa ini pendidikan sedang mencari bentuk untuk membangun karakter bangsa. Ia berharap melalui konferensi ini dapat menghasilkan buah pikiran untuk penyempurnaan dan perbaikan pembangunan karakter bangsa berlandasan agama.

Gubernur Bangka Belitung Eko Maulani menyebutkan bahwa kini masyarakat cepat emosional, ada warga mengaku sebagai nabi dan mundurnya nilai kebersamaan. Kasus-kasus tersebut harus dipecahkan dan dicarikan solusi guna mengembalikan jatidiri umat Islam agar kehidupan di masyarakat dan negara dapat berjalan dalam suasana damai.

ACIS ke-11 diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk membangun karakter bangsa berbasis agama, katanya.

Menteri Agama sebelumnya memberi apresiasi kepada gubernur Bangka Belitung yang begitu besar memberi perhatian kepada dunia pendidikan Islam. Untuk itu ia minta dirjen pendidikan Islam agar meneliti persyaratan sekolah tinggi Islam di Babel menjadi institut sebagaimana diinginkan gubernur setempat.

Terkait dengan ACIS, Menag mengatakan bahwa kehidupan umat Islam yang majemuk di tanah air harus dijaga agar relasi sosial terjamin pula. Hidup saling memperkuat dalam bingkai persatuan. Islam di Indonesia dapat melahirkan demokrasi. Berbeda dengan negara lain yang menyebut demokrasi tak tumbuh dan subur di negara berpenduduk Islam.

Islam di Indonesia memiliki toleransi tinggi dan jauh dari diskriminasi. Menurut Menag, dari 270 makalah yang dibahas dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pembangunan karakter bangsa. Sebab, pembangunan karakter bangsa dengan landasan nilai agama akan memperkokoh persatuan bagi umat Islam kedepan.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011