Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu menguranggi suhu panas saat jamaah haji melaksanakan wukuf,"
Jakarta (ANTARA News) - Padang Arafah yang setiap musim haji menjadi lokasi berkumpulnya sekitar tiga juta umat Islam dari seluruh dunia saat melaksanakan wukuf, dikenal memiliki suhu udara yang sangat panas.

Dengan suhu sekitar 38-42 derajat Celcius saat musim panas, tak pelak jamaah haji yang sedang wukuf di situ akan merasa kepanasan yang menyengat sehingga tidak sedikit dari mereka cepat keletihan saat berada di situ.

Padang Arafah memang sangat gersang dan hanya sedikit terdapat bangunan karena memang sehari-hari di luar musim haji, nyaris tidak ada manusia yang singgah ke situ.

Tapi di beberapa lokasi Padang Arafah yang memiliki total luas 5,5x3,5 kilometer persegi itu, terdapat rimbunan pohon yang seringkali dijadikan tempat berteduh bagi warga yang ada di situ.

Sejumlah masyarakat yang sudah seringkali datang ke Arafah sebagai petugas haji Indonesia mengatakan bahwa pohon-pohon yang merindangkan beberapa lokasi Arafah dinamakan "Pohon Soekarno" karena memang pohon itu yang mengusulkan agar ditanam di situ adalah Presiden pertama Indonesia.

Pohon sejenis pohon mindi ini memang dibawa oleh Soekarno saat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

Sebagai orang berpengaruh di kawasan negara-negara nonblok Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan masyarakat Arab yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.

Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini.

Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota Arab Saudi, baik di Mekkah, Madinah, maupun Jedah.

Khusus di kawasan Padang Arafah, pohon Soekarno ini telah memenuhi sebagian besar Padang Arafah sehingga selain merindangkan padang itu, juga untuk menghijaukan Arafah.

Dengan tinggi rata-rata dua hingga tiga meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama Padang Arafah.

Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jamaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.

"Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu menguranggi suhu panas saat jamaah haji melaksanakan wukuf," ujar Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Arafah, Muzdalifa, dan Mina (Armina) Abu Haris Muntohar.

Abu Haris mengungkapkan Pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan pohon soekarno ini.

"Bahkan di Arafah ada saluran air khusus yang ditanam dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Soekarno," katanya.

Pohon tangguh
Keberadaan Pohon Soekarno di Arafah memang diakui sejumlah orang yang berkunjung maupun sedang bekerja di lokasi itu merasakannya manfaatnya.

Menjelang puncak haji biasanya banyak pekerja yang datang ke Arafah untuk mempersiapkan berbagai keperluan jamaah atau hanya sekedar membersihkan ilalang yang tumbuh sumbur di lokasi yang bakal ditempat jamaah saat wukuf.

"Adanya pohon ini memang membuat lokasi ini memiliki tempat berteduh saat saya dan beberapa pekerja mengerjalan persiapan untuk kedatangan haji," kata Ahmad seorang pekerja dari Pakistan.

Dirinya yang sudah 10 tahun bekerja di Arab Saudi dan seringkali mendapat tugas bekerja di Arafah juga menyatakan keheranannya pohon tersebut tidak pernah mati walaupun disinari terik matahari yang luar biasa panasnya.

Diakuinya, sekalipun pohon itu mendapat perawatan seperti dengan disiram air tapi ketangguhan pohon itu tidak mati karena panas, membuat banyak orang yang kagum dengan ketangguhan pohon itu.

"Pohonnya kuat dari serangan terik matahari sekalipun tidak terlalu sering disiram air," katanya.

Pastinya jamaah Indonesia bisa berbangga diri dengan adanya pohon Soekarno yang banyakdikenal oleh penduduk Arab Saudi itu.

Di Indonesia sendiri kedua tanaman itu memiliki beberapa fungsi. Tanaman yang digunakan untuk penghijauan lahan kritis itu juga dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan dan kayu bakar.

Daunnya bermanfaat untuk bahan baku pestisida organik dan sebagai obat bagi kesehatan.

Fermentasi dari daun Mimba dan urin kambing/kelinci yang dipercepat dengan dekom-poser-bio efektif dapat digunakan untuk pengendalian hama kutu daun pada cabe, tomat, serta kacang panjang.
(A025)

Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011