Riyadh (ANTARA News/AFP) - Ibadah haji tahunan yang menarik jutaan umat Islam ke Mekkah telah menerapkan teknologi tinggi tahun ini, dengan pemerintah Arab Saudi meminta bantuan peralatan elektronik terakhir untuk mengendalikan kerumunan massa yang sangat besar itu.

Penanggulangan pertemuan manusia tahunan terbesar di dunia itu menimbulkan kepusingan keamanan tersendiri bagi Arab Saudi -- penjaga dua tempat paling suci umat Islam di kota Mekkah dan Madinah, tempat lahir Islam.

Kementerian urusan agama telah mengirim 3,25 juta pesan tertulis setiap hari ke telpon genggam para jemaah untuk memberitahu mereka mengenai prosedur ritual haji yang benar guna "mencegah hal yang membahayakan", kata pejabat kementerian itu Sheikh Talal al-Uqail, yang dikutip oleh kantor berita resmi Saudi, SPA.

Pesan itu dilakukan oleh lebih dari 3.000 ulama, penterjemah dan petugas administrasi, bertujuan untuk membetulkan "kesalahan" yang dilakukan para jemaah, kata laporan tersebut.

Pada waktu yang sama, pemerintah Arab Saudi mengikuti dan mengatur gerakan kerumunan jemaah dengan peralatan pengawasan elektronik yang melacak setiap jemaah selama lima hari ibadah haji, kata Menteri Haji Saudi Fuad al-Farsi.

Polisi agama, sementara itu, menyiarkan video dan dokumen untuk panduan para jemaah di laman Internet bersama video YouTube, yang dapat diakses di http/www.youtube.com/user/movieshajj.

Dan untuk pertama kalinya tahun ini, ibadah haji disiarkan langsung youtube bekerjasama dengan pemerintah Saudi. Siaran itu dapat dilihat di youtube.com/hajjlive.

Lebih dari dua juta umat Islam pada Sabtu mengalir ke Jabal Arafah dan dataran sekitarnya, menandai hari puncak ibadah haji.

Tidak ada laporan segera mengenai insiden besar saat para pejabat keamanan memusatkan perhatian pada pengawasan kerumunan massa. "Segalanya berjalan baik dan sesuai rencana," kata juru bicara kementerian dalam negeri Jendral Mansur al-Turki.

Naik haji adalah satu dari lima rukun Islam dan wajib dilakukan sedikitnya sekali selama hidup oleh semua orang Islam yang mampu melakukan perjalanan itu.  (S008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011