Wina (ANTARA News) - Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) segera akan memulai pertemuan dua hari di tengah laporan-laporan bahwa AS, Prancis dan Inggris telah gagal untuk membujuk Rusia dan China memilih mendukung tegas resolusi anti-Iran.

Setelah sikap China dan Rusia itu, perwakilan dari tiga negara Barat membuat perubahan rancangan resolusi anti-Iran mereka untuk memenuhi keinginan Moskow dan Beijing, guna mendorong mereka untuk bergabung dalam pendekatan anti-Iran mereka.

Para diplomat percaya bahwa peringanan sikap itu jelas sebagai bagian dari upaya tiga negara itu untuk menarik Rusia dan China, karena tidak mencari tindakan konkret terhadap Republik Islam Iran seperti merujuk kasus itu sekali lagi ke Dewan Keamanan PBB.

Menurut para diplomat di markas IAEA, belum ada kesepakatan tentang masalah itu sejauh ini.

Sebelum penerbitan laporan terhadap Program Nuklir Iran oleh Ketua IAEA Yukiya Amano, Beijing dan Moskow telah memperingatkan dia untuk bertindak secara independen dan adil.

Meskipun ada peringatan mereka, Amano dalam laporan barunya mengangkat isu lama yang telah ditangani dengan para pejabat Iran empat tahun lalu.

Dalam laporannya Ketua IAEA mengatakan ada bukti "yang bisa dipercaya" yang memperlihatkan Iran telah terlibat dalam proyek dan percobaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir.

"Informasi menunjukkan Iran telah melakukan kegiatan yang relevan dengan pembuatan bahan peledak nuklir," kata Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano di dalam laporan tersebut.

Setelah penilaian yang ketat, menyeluruh dan dapat dipercaya mengenai keterangan luas yang dimiliki, IAEA percaya Iran telah melakukan kegiatan "yang teratur dan sistematis yang secara khusus ditujukan kepada senjata nuklir" setidaknya sampai akhir 2003, kata laporan itu.

Laporan tersebut juga mengisyaratkan Iran "barangkali masih melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir sampai akhir tahun lalu", termasuk percobaan yang menghasilkan percobaan, tes dan komponen yang berkaitan.

Sementara itu Wakil Tetap Iran untuk IAEA, Ali-Asghar Soltanieh, Selasa (8/11), mengatakan laporan badan PBB mengenai program nuklir Iran tak seimbang, tak profesional dan bermotif politik.

Laporan Amano, kata Soltanieh, bukan sesuatu yang baru dan itu adalah pengulangan dari tuduhan terdahulu terhadap Teheran.

Iran sudah menjawab semua tuduhan itu dan telah membuktikan semuanya tak berdasar, tambah Soltanieh.

Dengan mengulangi tuduhan yang sama, Amano merusak suasana konstruktif yang telah tercipta antara Iran dan IAEA dalam beberapa bulan belakangan, kata utusan Iran tersebut kepada kantor berita setengah resmi ISNA.

Dia mengatakan Amano mempersiapkan laporan itu di bawah tekanan negara tertentu Barat, termasuk Amerika Serikat, demikian IRNA-Xinhua-OANA.
(Uu.H-AK/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011