Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri sebagai bank besar di Indonesia terpanggil untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dapat membawa industri perbankan Indonesia menjadi pemain utama di dunia internasional dengan meluncurkan program Sekolah Perbankan Mandiri di tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Program Sekolah Perbankan Mandiri diluncurkan secara resmi di SMA Negeri 8 Jakarta, Rabu oleh Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, yang disaksikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Muliaman D. Hadad, dan perwakilan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Zulkifli Zaini mengatakan, Sekolah Perbankan Mandiri merupakan program pengembangan pendidikan melalui pemberian edukasi komprehensif bagi para pelajar di tingkat SD hingga SMA.

"Kami berharap program Sekolah Perbankan Mandiri ini dapat membantu meningkatkan fasilitas sekolah dan menjadi sarana pembelajaran langsung untuk memperluas wawasan pengetahuan para pelajar di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas tentang industri perbankan," kata Zulkifli.

Zulkifli melanjutkan, melalui program ini, pelajar-pelajar Indonesia dapat lebih mengerti dan memahami produk dan layanan perbankan secara umum melalui penyediaan sarana pelatihan perbankan serta kunjungan langsung ke cabang Bank Mandiri untuk melihat aktivitas layanan cabang bank.

Sekolah Perbankan Mandiri juga diharapkan dapat menjadi pendorong dalam mengembangkan Gerakan Indonesia Menabung yang telah dicanangkan pada tahun 2010. Kegiatan umum yang dapat dilakukan pelajar di laboratorium perbankan ini antara lain berlatih kegiatan perbankan yang dipandu oleh pegawai Bank Mandiri. Selain itu, dapat juga dilakukan transaksi setoran untuk lebih mendorong kesadaran siswa untuk menabung sedini mungkin.

Saat ini program Sekolah Perbankan Mandiri dilaksanakan di 83 sekolah yang terbagi atas 18 unit di tingkat SD, 22 unit di tingkat SMP dan 43 unit untuk SMA dengan total dana yang disiapkan mencapai Rp3,63 miliar. Program ini akan berlanjut di tahun 2012 dengan target 100 sekolah baru.

M. Nuh mengungkapkan, program ini sangat baik untuk meningkatkan kemampuan pelajar tentang perbankan maupun tentang sosial budaya.

"Ada dua instrumen dalam perbankan yaitu sosial budaya dan bisnis. Di sini kita akan tumbuhkan instrumen sosial budaya. Menabung dapat mengajarkan budaya untuk ketepatan menghitung dan ketelitian," kata Nuh.

Muliaman D. Hadad mengemukakan, program Sekolah Perbankan Mandiri dapat menjadi wadah untuk mengedukasi pelajar tentang perbankan, terlebih, industri keuangan merupakan sektor yang sangat cepat berubah, sehingga sangat perlu edukasi tentang sektor ini kepada pelajar untuk melahirkan generasi muda yang lebih paham tentang perbankan.

"Ke depan, perlu juga mengembangkan tingkat update kemampuan perbankan para guru agar dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para siswa," kata Muliaman. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011