Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemerintah Malaysia menyambut kabinet baru Libya pada Jumat mengatakan bahwa pihaknya berharap kedepan untuk bekerja sama erat dengan pemerintah sementara.

Setelah beberapa penundaan, Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) mengumumkan jajaran kabinet baru negara itu pada Selasa, yang dilantik dua hari kemudian.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Malaysia berharap pemerintah sementara, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdel Rahim el-Keeb, akan menjadi instrumental dalam kemudi Libya menuju jalan perdamaian yang berkesinambungan, stabilitas dan demokrasi.

Malaysia berharap untuk bekerja sama dengan pemerintah sementara Libya dan membangun hubungan bilateral yang lebih dekat, kata pernyataan itu.

jajaran pemerintahan baru di Tripoli dipuji Washington pada Rabu sebagai "langkah penting" demokrasi, tetapi wilayah Libya menyoroti tantangan persatuan setelah 42 tahun kekuasaan Gaddafi.

Di antara yang mengeluh adalah kota utama Benghazi, Libya timur, tempat pemberontakan pecah, dan suku kecil Berber serta Toubou, yang termasuk benteng awal tentara pemberontak itu, yang mengalahkan pasukan Gaddafi.

Kecaman pertama terhadap jajaran itu, yang diumumkan perdana menteri sementara Abdel Rahim Keeb, datang dari suku Berber, yang menuduh mereka kurang terwakili, tidak sesuai dengan peran kunci mereka dalam pemberontakan dari kubu mereka di pegunungan Nafusa di barat daya Tripoli.

Kongres Nasional Amazigh mereka menyeru rakyat Libya, khususnya warga Berber, mengakhiri kerja sama dengan Dewan Transisi Nasional dan pemerintah sementara tersebut.

Keeb saat mengumumkan nama-nama menteri itu bersikeras bahwa kabinet baru tersebut akan mencakup dan mewakili seluruh wilayah Libya.

(H-AK/B/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011