Islamabad (ANTARA News) - Pakistan pada Minggu menyatakan meninjau persekutuannya dengan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setelah 26 tentaranya tewas dalam serangan udara NATO lintas tapal batas.

Peristiwa tersebut membuat hubungan dingin dengan Amerika Serikat terjun ke kemelut lebih dalam.

Pakistan menutup perbatasannya dengan Afghanistan untuk NATO, memutus jalur perbekalan bagi sekitar 130.000 tentara asing pimpinan Amerika Serikat, yang memerangi Taliban, dan minta negara adidaya itu meninggalkan pangkalan udara rahasianya, yang dilaporkan digunakan oleh pesawat CIA tanpa awak.

Islamabad mengecam NATO dan Amerika Serikat dalam tingkat terkuat, memanggil Duta Besar Cameron Munter, menyatakan serangan itu pelanggaran hukum antarbangsa dan memperingatkan akan bisa ada dampak luar biasa.

Pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan mengakui "sangat mungkin" pesawat pasukan itu menyebabkan kematian sebelum fajar pada Sabtu itu, membakar hubungan masih limbung Amerika Serikat-Pakistan sejak pembunuhan Osama bin Ladin pada Mei.

Panglima Amerika Serikat di Afghanistan menjanjikan penyelidikan penuh dan mengirim belasungkawa kepada setiap tentara, "yang mungkin tewas", di perbatasan Afghanistan dengan sabuk suku tanpa hukum Pakistan, yang dicap pusat Alqaida oleh Washington.

Tentara menyatakan pemakaman dijadwalkan pada pukul 09.30 (11.30 WIB) Minggu di kota Peshawar, Afghanistan baratlaut, bagi tentara tewas itu.

Pasukan NATO sering melakukan gerakan terhadap pejuang Taliban di dekat perbatasan dengan Pakistan, yang di banyak tempat tak bertanda, meskipun tidak jjelas kemungkinan gerakan itu digallang dengan Pakistan.

Pejabat Afghanistan dan Amerika Serikat menuduh bahwa yang terburuk, pasukan Pakistan berkomplot dengan Taliban atau paling baik ialah diam saat tembakan pejuang melintasi perbatasan dari Pakistan, sering terlihat jelas dari pos perbatasan Pakistan.

Pada saat sama, Pakistan, yang memerangi pemberontakan Taliban di barat laut dan tergantung pada bantuan miliaran dolar (miliaran rupiah) Amerika Serikat, memberikan dukungan penting perbekalan bagi perang pimpinan negara adidaya itu di Afghanistan.

Pertanyaan kunci tetap tidak terjawab tentang yang sebenarnya terjadi di kabupaten Mohmand, hanya beberapa jam setelah Jenderal John Allen, panglima Amerika Serikat di Afghanistan, membahas penggalangan dengan panglima tentara Pakistan Jendral Ashfaq Kayani.

Pakistan menyatakan helikopter dan pesawat tempur NATO menembak tanpa beralasan sepanjang Jumat malam terhadap dua pos tentara perbatasan, yang menewaskan 24 hingga 26 tentara dan melukai 13 lagi, dengan menambahkan bahwa pasukan Pakistan balas menembak.

Pemerintah menyatakan serangan itu pelanggaran berat kedaulatan, pelanggaran berat dari keseringan kejadian melewati garis merah.

Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO Brigadir Jenderal Carsten Jacobson memastikan tentara asing, yang betugas dengan pasukan Afghanistan, minta dukungan udara untuk gerakan di dekat perbatasan itu.

"Sangat mungkin bahwa dukungan udara dekat itu, yang diminta pasukan darat, menjatuhkan korban," kata Jacobson kantor berita Prancis AFP.

Pakistan segera menutup perbatasannya dengan Afghanistan untuk perbekalan NATO, menahan iringan di penyeberangan Torkham dan Chaman di jalur utama pasokan darat Amerika Serikat ke wilayah tanpa laut Afghanistan dari Karachi, pelabuhan laut Arab.

Sidang istimewa menteri dan pemimpin tentara memerintahkan Amerika Serikat meninggalkan pangkalan udara Shamsi dalam waktu 15 hari, meskipun laporan menyatakan tentara negara adidaya itu telah pergi.

Dikatakannya pula bahwa pemerintah akan meninjau lengkap semua rencana, kegiatan, dan kerja sama dengan Amerika Serikat/NATO/ISAF, termasuk diplomatik, politik, militer dan intelijen.

Di Afghanistan, Allen menjanjikan penyelidikan menyeluruh "untuk menentukan kenyataan" dan mengirim belasungkawa kepada orang terkasih dari korban tewas.

Munter menyatakan "penyesalan" atas kehilangan nyawa dan berjanji bahwa Amerika Serikat akan bekerja "erat" dengan Pakistan untuk menyelidikinya.

Hubungan Pakistan dengan Amerika Serikat memburuk sejak tentara Amerika Serikat menewaskan Osama di dekat ibukota itu tanpa peringatan lebih dulu dan setelah kontraktor CIA, badan sandi neggara adidaya itu, membunuh dua warga Pakistan di Lahore pada Januari.

Pejabat Pakistan, Amerika Serikat dan Afghanistan bakukeluh tentang tanggung jawab serangan lintas-perbatasan, dengan masing-masing pihak menuduh yang lain tidak bertindak cukup untuk mencegah serangan gerilyawan atas kedudukan tentara.

Pada September 2010, Pakistan 11 hari menutup jalur darat utama perbekalan NATO di Torkham setelah menyatakan NATO membunuh tiga tentara Pakistan.

Perbatasan itu dibuka kembali setelah Amerika Serikat secara resmi minta maaf.

Pakistan pada pekan lalu memaksa duta besarnya untuk Amerika Serikat, Husain Haqqani, mundur atas tuduhan minta bantuan Amerika membatasi kekuatan tentara Pakistan setelah serangan atas Osama itu.

Penggantinya, Sherry Rehman, belum tiba di Washington, demikian AFP melaporkan.

(SYS/B002/Z002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011